Oleh Faisol Thantowi
Ada sebuah meme yang mempermasalahkan dan melarang memanggil Allah dengan sebutan "Gusti Allah". Karena menurut mereka gusti adalah arti dari kata "sayid" yaitu seorang yang utama dan berkedudukan tinggi. Sehingga kata gusti (sayid) hanya layak disematkan kepada manusia, bukan kepada Allah. Apalagi menurut mereka penyebutan kata gusti (sayid) untuk Allah tidak berdasarkan dalil.
Benarkah demikian..? Ini bantahannya:
Ternyata ada Hadits yang gamblang menyatakan bahwa Allah adalah sayid (gusti/junjungan) yang sebenarnya. Dalam sebuah Hadits diterangkan:
عن عَبْدِ اللهِ بْنِ الشِّخِّيرِ قال: انطلقتُ في وفدِ بني عامرٍ إلى رسولِ الله صلى الله عليه وسلم ، فقلنا: أنتَ سيّدُنا. فقال: ( السَّيدُ الله ).
Dari Abdullah bin Asy-Syikhir ia berkata: "Saya pernah ikut dalam rombongan Bani 'Amir yang sowan kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam Lalu kami berkata: "Engkau adalah sayyid (gusti) kami." Lantas Nabi berkata: "Sayyid (gusti) yang sebenarnya adalah Allah."
Hadits diatas juga dishahihkan oleh muhadits mereka sendiri yaitu syekh Albani.
رواه الإمام أحمد في "مسنده" (16307)، والبخاري في "الأدب المفرد" (211)، وأبو داود في "سننه" (4806) ، وقال ابن مفلح في "الآداب الشرعية" (3/ 464): " إسناده جَيِّد" ، وقال الحافظ في "الفتح" (5/179): " رجاله ثقات وقد صحَّحه غير واحد" ، وصحَّحه صاحب "عون المعبود" (4/ 402)، وصحَّحه الشيخ الألبانيُّ في "صحيح الجامع" (3594).
Dan Ibnu Abbas memberi tafsiran ayat Allahus shomad dengan sayid (gusti) yang sempurna kedudukannya:
قَالَ عَليّ بن أبي طَلْحَة عَن ابْن عَبَّاس فِي تَفْسِير قَول الله (الصَّمد) قَالَ: السَّيِّد الَّذِي كمل سؤدده "تحفة المودود " (ص: 126)
Dan sayid itu apabila dimutlakkan kepada Allah maka bermakna raja, maula dan tuhan.
" فإن السيد إذا أطلق عليه تعالى فهو بمعنى : المالك ، والمولى ، والرب". "بدائع الفوائد" (3/1176).
Jadi kesimpulannya adalah bahwa memanggil Allah dengan kata "gusti" adalah boleh dan bahkan syar'i.
Wallahu A'lam.
