Oleh Gopur
Menurut Madzhab Syafi'i dan Madzhab Hambali media/alat yg digunakan untuk tayammum harus menggunakan tanah yg suci, itu pun harus tanah yg mengandung debu, kalau tanahnya tidak mengandung debu(seperti tanah basah) maka tayammumnya tidak sah, atau boleh bertayamum menggunakan pasir akan tetapi pasir yg ada debunya, kalau tidak ada debunya maka tidak sah.
Seberapa kadar debu yg ada dipasir yg sah digunakan untuk tayammum??? Yaitu ketika tangan menepuk pasir maka pasirnya tidak menempel pada tangan, kalau pasirnya menempel pada tangan maka itu menunjukkan bahwa pasir tersebut tidak ada debunya,
Jadi debu disini adalah debu yg kasat mata, kalau tidak kasat mata(menggunakan mikroskop) maka dihukumi tdk ada debunya, karena pasir yg tidak ada debunya pun kalau di microskop pasti akan nampak debunya, akan tetapi itu dihukumi sebagai tidak ada debunya.
Kalau membahas debu dgn microskop, tidak perlu repot2 menepuk kursi pesawat untuk tayammum, karena dibaju anda bahkan ditelapak tangan anda pun kalau dimicroskop maka akan ada debunya, akan tetapi itu dihukumi sebagai tidak ada debunya.
وقال الشافعي تراب له غبار. [حاشية الشرواني، ٣٥٢/١]
الخامس (التراب الطاهر) أي الطهور غير المندي.
قوله: (غير المندي) أي لأن المندي يلصق بالعضو ولا غبار له. [الباجوري ١/٢٧٧]
وأما الرمل فإن كان له غبار وكان لا يلصق بالعضو صح التيمم به، وإلا فلا. [إعانة الطالبين، ٧١/١]
Jadi, menurut Madzhab Syafi'i dan Madzhab Hambali tidak sah bertayamum menggunakan kursi pesawat/dinding dalam pesawat.
_________
Lalu bagaimana menurut Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki??
Menurut Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki media/alat yg digunakan untuk tayammum tidak harus tanah/debu, akan tetapi boleh menggunakan Ajza'ul Ardhi أجزاء الأرض (semua benda2 yg ada dibumi) seperti batu, pasir meskipun tidak ada debunya,
قول أبي حنيفة ومالك: الصعيد هو نفس الأرض؛ فيجوز التيمم بجميع أجزاء الأرض، ولو بحجر لا تراب عليه، ورمل لا غبار فيه، [الميزان الكبرى ١/٥٧٠]
Lalu Ajza'ul Ardhi yg sah digunakan untuk tayammum itu dhobit/batasanya apa???
Disinilah pentingnya peran kitab Hasyiyah untuk memahami suatu redaksi kalimat, sehingga pemahaman bersandarkan pendapatnya Ulama'.
Dhobit Ajza'ul Ardhi menurut kitab Ikhtiyar Lita'lilil Mukhtar 1/82 Madzhab Hanafi adalah: segala sesuatu tidak bisa lentur dan tidak bisa dilebur oleh api maka itu termasuk jenis dari Ajza'ul Ardhi,
Sedangkan segala sesuatu yg bisa lentur atau bisa dilebur dibakar oleh api hingga jadi abu maka itu bukan termasuk jenis dari Ajza'ul Ardhi.
Ringkasnya: segala sesuatu yg bisa menjadi abu atau bisa dilebur oleh api untuk dicetak maka tidak sah digunakan untuk tayammum. [Fiqih Hanafi Hasyiyah Thohthowi 2/241]
ثُمَّ كَلُّ مَا لَا يَلِينُ وَلَا يَنْطَبِعُ بِالنَّارِ فَهُوَ مِنْ جِنْسِ الْأَرْضِ، وَكُلُّ مَا يَلِينُ وَيَنْطَبِعُ أَوْ يَحْتَرِقُ فَيَصِيرُ رَمَادًا لَيْسَ مِنْ جِنْسِ الْأَرْضِ؛ لِأَنَّ مِنْ طَبْعِ الْأَرْضِ أَنْ لَا تَلِينَ بِالنَّارِ.
[ابن مودود الموصلي، الاختيار لتعليل المختار، ٢٠/١]
(لا) يصح التيمم بنحو (الحطب، والفِضَّةِ، وَالذَّهَبِ) والنحاس، والحديد.
وضابطه : أن كل شيء يصير رماداً أو ينطبع بالإحراق لا يجوز به التيمم، وإلا جاز.
(قوله: والفِضَّةِ، وَالذَّهَبِ) أراد بهما الخصوص المسبوك منهما، أما قبل الشبك فيصح التيمم ما داما في المعدن، وكذا الحديد والنحاس، لأنهما من جنس الأرض[فقه الحنفي حاشية الطحطاوي ٢/٢٤١]
Dari dhobit diatas, maka dgn jelas dalam kitab Fatawi Qodhikhon Madzhab Hanafi menyebutkan tidak sah bertayamum menggunakan emas, perak, besi, timah, tembaga, dan semua yg dilebur dan dicetak oleh api, kecuali itu semua masih dibumi/dipertambangan belum dilebur untuk dicetak.
Dikitab tersebut juga diterangkan tidak sah bertayamum menggunakan baju(kain) atau bulu.
Bahkan secara spesifik dalam kitab Fiqih Hanafi Hasyiyah Thohthowi 2/240, Durrul Mukhtar 1/240 diterangkan tidak sah bertayamum menggunakan kaca meskipun asalnya dari pasir.
Iya, karena sdh melalui proses peleburan api.
Sedangkan dinding pesawat adalah terbuat dari besi yg sudah proses peleburan dan pencetakan juga sdh dilapisi cat maka itu tidak masuk dalam dhobit Ajza'ul Ardhi dalam Madzhab Hanafi,
Begitupun kursi pesawat yg terbuat dari kain atau terbuat dari bahan2 pertambangan yg sdh melalui proses peleburan pencetakan maka itu juga tdk sah dijadikan untuk bertayamum, karena bukan termasuk Ajza'ul Ardhi menurut Madzhab Hanafi.
__________
Lalu bagaimana dengan Madzhab Maliki???
Ajza'ul Ardhi yg sah digunakan untuk tayammum menurut Madzhab Maliki yaitu segala sesuatu yg belum dilebur oleh api untuk dicetak,
ولا يجوز التيمم بما خرج بالصنعة عن أن يكون من أجزاء الأرض
Jadi, dinding pesawat atau kursi pesawat tidak bisa digunakan untuk tayammum dalam Madzhab Maliki, begitu pula kaca.
Sedangkan Madzhab Maliki menambahi Ajza'ul Ardhi tersebut harus sambung kebumi, diterangkan dalam kitab Syarah Kabir Madzhab Maliki yaitu belum berpindah ketangan manusia yg bisa dijadikan harta.
وزاد مالك فقال : إنه يجوز التيمم بما اتصل بالأرض ؛ كالنبات.[الميزان الكبرى، رحمة الأمة]
غير منقول من موضعه حتى صار في أيدى الناس متمولا. [حاشية الدسوقي على الشرح الكبير ١/١٥٦]
Jadi, disamping sudah dilebur oleh api untuk dicetak, juga ditambahi sdh berpindah ketangan manusia yg bisa dijadikan harta, maka tambah jelas ketidak bolehan tayammum menggunakan kursi pesawat/dinding pesawat dalam Madzhab Maliki.
________
Hasil kesimpulan, dalam literatur Madzhab 4 tidak ada yg memperbolehkan tayammum menggunakan kursi pesawat/dinding pesawat,
Kecuali yg benar2 ada debunya.
______
Dalam memahami Ajza'ul Ardhi dalam Madzhab Hanafi dan Maliki apa saja yg boleh dijadikan tayammum hal itu diterangkan dikitab Hasyiyah2 masing2 Madzhab.
ويجوز التيمم بالعقيق والزبرجد لأنهما من أجزاء الأرض، ولا يجوز باللآلي لأنها خلقت من الماء ولا يجوز التيمم بالذهب والفضة والحديد والرصاص والنحاس والصفر وكل ما يذوب وينطبع ولا بالملح المائي واختلفوا في الجبلى والصحيح هو الجواز ولا يجوز بالرماد لأنه من أجزاء الشجر لا من أجزاء الأرض، ولو تيمم بالثوب أو اللبد لا يجوز. [فتاوي قضيخان على مذهب أبي حنيفة ١/٦٠]
أن كل ما يحترق بالنار فيصير رمادا كالشجر والحشيش أو ينطبع ويلين كالحديد والصفر والذهب والزجاج ونحوها فليس من جنس الأرض
[فقه الحنفي، الدر المختار وحاشية ابن عابدين (رد المحتار)، ٢٣٩/١]
ولا (بمنطبع) كفضة وزجاج
[فقه الحنفي، الدر المختار وحاشية ابن عابدين (رد المحتار) ٢٤٠/١]
