Bismillahirrohmaanirrohiim

Kunci kejayaan Lirboyo dan wasiat terakhir Mbah Abdul Karim

Oleh Ra Ismael AlKholili 

Banyak yang mengomentari dan “mengapresiasi” gestur dan sikap saya ketika sowan kepada para masyayikh Lirboyo. Jujur, sebenarnya tidak ada yang mengherankan dan tidak ada yang layak dikagumi, karena memang begitulah seharusnya sikap seorang dihadapan para kiai dan ulama sepuh, apalagi seperti yang saya sampaikan sebelumnya, saya punya sanad keilmuan yang bersambung ke Masyayikh Lirboyo, guru saya Syaikhina Maimoen Zubair berguru langsung kepada Mbah Manaf atau Kiai Abdul Karim pendiri Lirboyo. jadi prinsip saya (dan juga seharusnya prinsip kita warga NU yang meyakini kemuliaan sanad ) : guru dari guru saya adalah guru saya juga, Masyaikh Lirboyo juga Masyayikh saya juga, Gus Lirboyo juga gus saya, dan bunyai-bunyai Lirboyo juga bunyai saya. apalagi guru saya Sayyidil Habib Umar selalu menekankan untuk menghormati para kiai dan ulama. saya ingat pesan beliau ketika saya pulang kampung dari Tarim untuk pertama kalinya :

“ bertamulah kepada para ulama, ambil barokah mereka, ber-istifadah-lah kepada mereka, ambil berkah dengan baca atau ngaji kitab-kitab kepada mereka “ 

Seakan-akan beliau berpesan : meski engkau adalah muridku, tapi jangan sampai meremehkan dan memandang sebelah mata para ulama yang lain, tetap jaga hormat dan tadhim kepada mereka..

Yang mungkin luput dari pengamatan kalian justru adalah sikap beliau-beliau kepada saya, yang bukan siapa-siapa dan nggak punya jabatan apa-apa ini, hanya bawa embel-embel “Dzurriah Mbah Kholil” 🥲. sikap dan penghormatan beliau-beliau kepada saya yang membuat saya terharu-biru, membuat saya semakin yakin bahwa dibalik kejayaan Lirboyo memang ada sosok-sosok mulia pilihan Allah. bagaimana Mbah Yai Anwar menemui saya dan memberi nasehat yang sangat berharga bagi saya, bagaimana Penghormatan Buya Kafa, beliau masih kerso menemui saya padahal beliau sedang gerah. dan masih banyak hal lainnya yang meninggalkan kesan yang sangat dalam di hati saya. 

Belum lagi sikap Cak Im Kafa, tokoh millenial Lirboyo idola jutaan fatayat 🤣. beliau dengan tawadhu’nya rela menemani saya sowan-sowan ditengah kesibukannya, menjadi fotografer dadakan saya, dan sampai ketika beliau mendampingi saya untuk berziarah ke makam para masyayikh Lirboyo, beliau tidak mau saya pinta untuk memimpin ziarah, membaca doa dan fatihah-pun beliau boten kerso. 

Kunci kemuliaan memang tak terhitung, “Atthuruq Ilallah ka adadi anfasil khalaiq” : jalan menuju Allah itu sebanyak hembusan nafas mahluk-mahluk. akan tetapi bagi seorang murid, bagi seorang yang telah mengikrarkan dirinya sebagai seorang santri, kunci utama kemuliaannya adalah menghormati guru !  Hadhratussyaikh Kh. Hasyim Asyari menukil sebuah kalam dalam kitabnya Adabul Alim wal Muta’allim :

الذي لا يعتقد جلالة أستاذه لايفلح 

“ siapa yang tidak meyakini kemuliaan gurunya maka ia tidak akan beruntung dan bahagia “ 

Ada juga satu kalam yang dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani :

من أراد الفلاح فليَصِرْ ترابا تحت أقدام الشيوخ 

“ barang siapa yang mengharapkan kebahagiaan maka jadikanlah dirinya debu dibawah kaki para guru “ 

Bahkan orang-orang di luar islam sana, juga bisa mendapat “barokah” menghormati guru. saya pernah membaca artikel berbahasa Arab, yang menyatakan bahwa salah satu kunci kesuksesan orang-orang Jepang adalah : profesi yang paling dihormati di Jepang adalah Guru ! bahkan mereka punya pepatah : 

“ dibawah terik matahari, menjauhlah dari gurumu sebanyak 7 langkah. agar engkau tidak kurang ajar karena telah menginjak bayangannya “ 

Sedangkan Profesi guru apalagi Ustadz di negeri kita ? Kalian tau sendiri lah.. 😅

Sebelum wafatnya, Kiai Abdul Karim menyampaikan wasiat terakhirnya, sebuah wasiat yang sepertinya sangat sederhana, tapi menyimpan hikmah dan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. sebuah wasiat yang mengisyaratkan bahwa rasa cinta dan tadhim kepada guru memiliki “power” yang tak akan lekang oleh waktu :

"Doangakno aku mati diakoni santrine Kiai Kholil" (doakan semoga aku mati diakui sebagai santrinya Kiai Kholil ) 

Inframe : Foto Mbah Abdul Karim sebelum berangkat menunaikan ibadah haji 

* Ismael Amin Kholil, Bangkalan, 26 mei 2022


.

PALING DIMINATI

Back To Top