Sesudah Abdul Somad dideportasi dari Hongkong, KH Anwar Zahid dari NU menggantikan sebagai pendakwah disana..
Dan apa yang dikatakan beliau ?
“Mohon maaf, saya tidak menggantikan beliau ustadz Abdul Somad, karena jujur saya merasa sangat-sangat tidak layak untuk menggantikan beliau. Saya levelnya jauh dibawah beliau. Beliau lulusan timur tengah kalau saya lulusan jawa timur...
Ini hanya permintaan dari temen-temen untuk sekedar mengisi kekosongan, kasihan jama’ahnya...”
Dari sini saja kita bisa melihat keulamaan KH Anwar Zahid. Beliau mampu merendahkan diri dan hatinya meski secara keilmuan diatas kelas Abdul Somad.
Begitulah ciri seorang ulama, bukan yang sibuk menghina fisik seseorang karena hidungnya..
NU memang penuh dengan orang2 seperti KH Anwar Zahid ini. Hanya tidak banyak yang terekspos karena tidak memanfaatkan media sosial untuk menaikkan citranya.
Meski begitu, orang Jawa Timur sudah banyak yang mengenal namanya. Jadwal acaranya samgat padat, tapi tidak pernah menyombongkan diri apalagi sampai berkata “pernah menolak undangan Presiden karena jadwal padat, tunggu nanti 2019..”
Kualitas ilmu seseorang memang terlihat dari seberapa mampu ia merendahkan hatinya, bukan seberapa besar ia melambungkan dirinya.
Karena beratnya ilmu akan memaku manusia ke bumi, dan hanya balon gas yang terbang tinggi kesana kemari terbawa angin tanpa tujuan yang berarti..
Carilah ilmu dari orang2 seperti ini, yang sibuk membuat kita merefleksikan diri.
Bukan ulama yang sibuk kopar kapir, khilafah dan bahas simbol ambulans. Itu ulama atau petugas kesehatan ?
KH Anwar Zahid pasti suka ngopi. Kapan2 saya ngopi dengan beliau seperti saya ngopi dengan Gus Mus dan Buya Syafii.
