Bismillahirrohmaanirrohiim

Islam Butuh Dakwah Berwawasan Internet



Di era kini, di mana berbagai sektor kehidupan telah banyak berubah drastis (khususnya era tekhnologi informasi yang berubah drastis; dari cetak menuju digital) memang perlu diwaspadai dampaknya oleh umat Islam. Secara doktrinal, Islam tidak anti terhadap perubahan. Malah sebaliknya, Islam sangat akomodatif-selektif terhadap perubahan dan selalu menganjurkan agar kita memproduksi solusi ketika menghadapi perubahan.

Salah satu yang patut diwaspadai mengenai perubahan, ia kerap membenamkan kesadaran manusia atas peran hidupnya di muka bumi. Budaya 'serba instan', misalnya, telah menjadikan kita sering tak sadar bahwa ada yang disebut dengan "proses", dalam memahami ajaran Islam. Ketika seorang Muslim mencari informasi dan pengetahuan keislaman, di era digital ini, banyak memanfaatkan media internet. Berbeda dengan zaman dulu, di mana kita memerlukan waktu 4-7 tahun untuk memeroleh wawasan keislaman dari sebuah lembaga pendidikan pesantren. Kini, dalam hitungan minggu atau bulan, dengan kekayaan konten keislaman di internet, tiap individu dapat mengetahui informasi dan pengetahuan keislaman secara cepat.
Oleh karena itu, dalam konteks era digital seperti saat ini, kita memerlukan format dakwah yang menyesuaikan dengan konteks yang sedang melingkupi kita. Sehingga, pesan keislaman dapat tersampaikan secara efektif. Hal ini, tentunya dapat terwujud apabila setiap lembaga dakwah -baik LSM, ormas Islam, atau perguruan tinggi Islam- berani berinovasi merancang media-media mengikuti tren zaman ini.

Kemasan informasi keislaman yang menarik dengan menggunakan media menarik, tentunya akan lebih diminati umat Islam. Apalagi, di tengah masyarakat kota yang tak memiliki waktu meluangkan waktu mendengarkan ceramah keislaman, misalnya, mengindikasikan perlunya dipikirkan media baru yang lebih efektif.

Terkait hal itu, tantangan yang dihadapi dakwah Islam ialah persoalan kekurangan sumber daya manusia yang melek teknologi informasi dan komunikasi. Masih minim pendakwah kita yang mampu mengikuti arus tekhnologi.
Dengan jutaan informasi yang tersedia di internet, konten keislaman sering kali dikalahkan  oleh konten-konten tidak islami, bahkan yang bernuansa pornografi. Akibatnya, panduan nilai-nilai etis dan moral dalam kehidupan sedikit ditemukan dan manusia modern mengidap kekeringan spiritual. Ini disebabkan minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga dakwah hingga tertinggal jauh dari sisi penggunaan perangkat-perangkat multimedia ketika berdakwah.

Sejatinya, dalam mengatasi tantangan ini, kita mengupayakan agar sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi disediakan lembaga-lembaga dakwah. Pada tahun 1970-an akhir, misalnya, Buya Hamka mengemas ceramahnya dalam bentuk kaset kemudian diperbanyak dan dijual sehingga pendengar dapat mendengarkan sembari menyetir mobil, memasak, dll. Saat ini juga ada beberapa lembaga dakwah yang mulai melek dan sadar tekhnologi. Misalnya, jika kita meng-klik www.celebratemercy.com, kita akan mendapati dakwah Islam yang disampaikan dalam bentuk video yang di-upload dalam situs tersebut. Sehingga, kita dapat mendengarkan ceramah berkualitas para dai besar dunia hanya dengan meng-klik situs itu. Bahkan, untuk menunjang popularitas dan kemasannya agar menarik, situs itu kini telah merekrut Maher Zain untuk menjadi salah satu pengisi konten situs itu.  Bahkan, minggu ini situs itu menyelenggarakan kontes video berdurasi 2 menit yang berisi ungkapan kecintaan pada Nabi Muhammad. Nah, kesadaran teknologis seperti inilah yang perlu dimiliki seorang dai agar kegiatan dakwah yang dilakukannya lebih efektif dan membekas di dalam hati jamaahnya.

Ketika internet telah memasuki kehidupan manusia, agar dakwah lebih efektif dan efisien, kita mesti menguasai perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Entah itu dapat menggunakan berbagai media di internet seperti situs, media online, blog komunitas, dan media sosial lainnya, untuk kepentingan dakwah Islam. Dengan dakwah berwawasan internet inilah, Islam akan berkembang di zaman ini. [Sukron Abdilah/Mizan.com]  


.

PALING DIMINATI

Back To Top