Bismillahirrohmaanirrohiim

SUKOREJO DAN PANCASILA

SUKOREJO DAN PANCASILA

Sebagai salah satu perumus Pancasila, NU menolak penafsiran tunggal Pancasila yang dimonopoli Orde Baru melalui P4 dan sebagainya. Pancasila harus diletakkan sebagai dasar negara menjadi milik bersama sebagai falsafah bangsa. Ketika Orde Baru mendesak semua organisasi tidak hanya organisasi politik, tetapi juga organisasi kemasyarakatan untuk menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas, maka banyak organisasi yang curiga, enggan dan menolak, terutama ormas keagamaan, tidak hanya Islam tetapi juga agama yang lain. Melalui pembicaraan yang intensif antara KHR. As’ad Syamsul Arifin dan juga KH Ahmad Siddiq dengan Presiden Soeharto bahwa Pancasila tidak akan menggeser agama dan agama tidak akan dipancasilakan, maka NU mau menerima Pancasila sebagai asas organisai, tanpa harus meninggalkan Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai dasar akidahnya.

Kemudian penerimaan itu dirumuskan dalam sebuah piagam yang sangat komprehensif dan konklusif dalam sebuah Deklarasi Tentang Hubungan Pancasila dengan Islam. Deklarasi penting itu dirumuskan dalam Munas Alim Ulama NU di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo pada tahun 1983, yang kemudian dikukuhkan dalam Muktamar NU ke-27 di tempat yang sama. Pernyataan NU dianggap kontroversial dan menggemparkan saat itu. Bagi yang tidak memahami argumentasinya akan menentang, namun bagi mereka yang memahami rasionalitas argumentasi NU yang begitu sistematis serta proporsional, banyak yang tertegun dan simpati.

Tidak sedikit kalangan ormas Islam yang lain berterima kasih pada NU yang mampu berpikir cerdik dan strategis dalam memecahkan persoalan sangat pelik yakni hubungan agama dengan Pancasila, tetapi dengan kecemerlangannya NU mampu meletakkan hubungan yang proporsional antara agama dan Pancasila, sehingga mereka bisa menerima Pancasila secara proporsional pula. Bahkan agama-agama lain merasa sangat berterimakasih pada NU atas kemampuannya merumuskan hubungan Agama dengan Pancasila melalui argumen yang rasional dan mendasar, baik secara syar’i maupun secara siyasi.

SELAMAT HARI PANCASILA
1 JUNI 2018


.

PALING DIMINATI

Back To Top