Bismillahirrohmaanirrohiim

Santri dan Bakmie

Pada suatu malm, tiga santri putra berjalan-jalan ke pasar Prambanan. Kebetulan tidak ada jadwal mengaji. Di pasar hidung mereka kesrempet aroma sedap bakmi goreng yang sedang dimasak dibakul angkringan. Tapi sayangnya mereka tidak cukup uang.

-“Min, kata Paijo, coba tanyakan berapa harganya, kalau uang kita tidak cukup, kan bisa patungan”..
-“Ya, sebentar. Aku tanyakan dulu”, kata paimin.
Setelah beberapa saat Paimin bincang-bincang dengan bakul Bakmi, akhirnya tahu berapa harganya per porsi.
-“Jo, harganya enam ribu rupiah, per porsi. Goreng atau godog sama saja. Tapi aku Cuma punya uang tiga ribu rupiah gimana, kalau beli setengah porsi tidak boleh”.
-“Ini aku punya dua rribu rupiah, kata Paijo”.
-“aku juga punya seribu rupiah”, kata paino menambahkan.
Akhirnya mereka sepakat patungan membeli bakmi goreng, Paimin patung tiga ribu, paijo patung dua ribu, dan paino patung seribu rupiah. Mereka bisa menikmati sepiring bakmi goreng, dengan cara makan berjama’ah.
Disaat bakmi gorengg sudah siap saji, panass mongah-mongah dengan aroma khas yang mengundang selera, mereka sudah duduk melingkar. Tapi sebelum merreka makan, Paimin komentar.
-“Gini teman, ini kan hasil patungan. Karena hasil patungannya tidk sama, maka cara makannya juga gak boleh sama, biar adil gitu loh”.
-“Ya udah gini aja, bakmi goreng ini kita bagi tiga, yang patungannya banyak dapatnya banyak , yangg patungannya sedikit dapatnya sedikit, dan yang patungannya sediit sekali, dapatnya sedikit sekali” kata Paijo.
-“gak gitu, temen. Itu gak praktis, terlalu lama, kita langsung aja makan bersama. Caranya gini, aku patungan tiga ribu, maka aku makan dengan tiga jari. Kau Jo, kan pattungan dua ribu, maka kau boleh makan dengan dua jari. Dan kau No, patungan mu kan Cuma seribu, maka kau makan dengan satu jari. Adil bukan” sela Paimin. Mari kita mulai. Bissmilah.
-“oh begitu to adil ala santri”, grutu Paino dalam hati.


.

PALING DIMINATI

Back To Top