Bismillahirrohmaanirrohiim

Ya Allah siapapun yang merusak hubunganku dengan istriku, maka butakanlah matanya

“Ya Allah siapapun yang merusak hubunganku dengan istriku, maka butakanlah matanya!”

اللَّهُمَّ مَنْ أَفْسَدَ عَلَيَّ أَهْلِي فَأَعْمِ بَصَرَهُ

Doa seperti ini pernah diucapkan salah seorang wali Allah di zaman tabi’n namanya Abū Muslim al-Khaulanī. Seorang tabi’in senior yang sudah masuk Islam di zaman Nabi ﷺ tapi tidak sempat bertemu dengan Nabi ﷺ. 

Ajaibnya, Allah seketika mengabulkan doanya!

***
Ceritanya begini:

Abū Muslim al-Khaulanī punya kebiasaan jika pulang ke rumah beliau pasti mengucapkan salam.

Jika sudah sampai tengah rumah, maka beliau akan bertakbir. Lalu, istrinya yang tahu kedatangan suaminya, akan menyambutnya dengan takbir juga.  Setelah itu,  beliau akan melepas mantel dan sepatunya, kemudian sang istri akan menghidangkan makanan untuk disantap.

Suatu malam, beliau pulang ke rumah dan bertakbir, tapi ternyata istrinya tidak menjawab.

Beliau menuju depan pintu kamar lalu mengucapkan salam dan bertakbir, tetapi juga tidak ada jawaban. Kemudian beliau masuk ke dalam kamar, ternyata di dalamnya gelap tidak ada lampu. Walaupun demikian beliau masih bisa melihat istrinya sedang duduk seperti sedih sambil memain-mainkan batang kayu di atas tanah.

Maka beliau bertanya,

“Dinda kenapa?”

Sang istri menjawab:

“Itu mas, orang-orang kok enak ya hidupnya. Sementara kita kok tidak. Padahal mas adalah seorang Abū Muslim. Seandainya mas mau datang kepada Mu’āwiyah (amirul mukmini) lalu minta pembantu dan harta, pasti hidup kita lebih bahagia”

Seketika itu juga Abū Muslim al-Khaulanī berdoa keras:

“Ya Allah siapapun yang merusak hubunganku dengan istriku, maka butakanlah matanya!”

*** 

Memang, istrinya punya tetangga perempuan yang rada-rada gimana wataknya.

Tetangga wanita itulah yang memprovokasi istrinya supaya “menyadari” bahwa hidupnya tidak bahagia, menderita, miskin, dan tidak punya pembantu. Padahal suaminya punya “potensi” besar untuk kaya dan hidup berkecukupan. Lalu tetangga provokator ini menyarankan agar mendatangi Mu‘āwiyah untuk meminta pembantu dan harta. 

Ajaibnya, setelah doa  Abū Muslim al-Khaulanī tersebut, ketika wanita provokator tersebut di rumahnya, dalam keadaan lampu menyala, tiba-tiba matanya menjadi rabun lalu tidak bisa melihat!

Lalu dia bertanya kepada keluarganya,

 “Lampunya mati ya?”

Mereka menjawab, “Tidak kok”

Dia berkata, “Innā lillāh! berarti aku buta!”

Nampaknya wanita itu sadar kesalahannya kepada rumah tangga sang wali Allah tersebut. Maka bergegaslah dia menuju rumah sang wali, lalu menghiba-hiba minta maaf dan minta didoakan supaya bisa melihat kembali. lalu Abū Muslim al-Khaulanī merasa kasihan, kemudian mendoakannya dan seketika itu juga matanya sembuh!

***
Ini menunjukkan sekali-kali jangan pernah mencoba ikut campur rumah tangga orang lain.

Apalagi memprovokasi rumah tangga hamba Allah yang saleh.

Jangan pula memberi ide-ide atau gagasan-gagasan yang membuat orang menjadi tidak mensyukuri kondisinya.

Sebab, jika sampai hamba saleh tersebut sedih dan sangat marah, bisa jadi ada doa buruk yang akan merusak hidup Anda!

*** 

Sekaligus ini menunjukkan  para suami hendaknya mengawasi betul teman-teman istrinya.

Cegah betul jangan sampai berkawan dengan wanita-wanita perusak.

Termasuk akun-akun medsos provokator. 

Zaman dulu, suami wajib ditaati jika melarang seseorang bertamu ke rumah karena bisa membahayakan rumah tangga.

Zaman sekarang “tamu-tamu” itu  jauh lebih ngeri dan lebih dahsyat, karena semuanya mengumpul di HP.

*** 

Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya

اللهم اجعلني من أحبائك فإنك إذا أحببت عبدا غفرت ذنبه وإن كان عظيما وقبلت عمله وإن كان يسيرا


.

PALING DIMINATI

Back To Top