Bismillahirrohmaanirrohiim

SYEKH AMRULLAH TUANKU KISA'I MANINJAU, AYAH DARI PIONIR ULAMA MUDA MINANGKABAU: HAJI RASUL


Saya mengerjakan tesis, 11 tahun silam, dengan tema Ulama Kaum Muda Minangkabau: Haji Rasul. Maka saya membaca Ayahku Hamka. Buku itu saya hampir-hampir saya hafal detail-detailnya, saking sering saya baca. Selain hal-hal yang saya garisbawahi, ada juga catatan saya terhadap buku itu, terutama keterangan Hamka yang saya komparasi dengan sumber-sumber lain. Di antara kesimpulan saya dari buku itu ialah bahwa Hamka ternyata tidak begitu dekat dengan ayahnya. Di antara sebabnya karena perceraian ayahnya dengan ibunya di waktu Hamka kecil. Maka dalam menulis buku tsb, Hamka, lebih mengandalkan sumber kedua yaitu riwayat orang-orang mengenai Haji Rasul. Beberapa bagian beliau kutip dari manuskrip tulisan tangan yang ada di Kutub Khanah Maninjau (saya pernah mendapati manuskrip yang dikutip Hamka tersebut di Maninjau). 

Dari buku tersebut, ada hal yang membuat saya berkaca-kaca, dan sedih. Ketika Hamka berkisah tentang kakeknya, ayah Haji Rasul, yaitu Syekh Amrullah Tuanku Kisa'i. Beliau sosok ulama besar Minangkabau abad ke-19, murid dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan dan Syekh Isma'il Minangkabau di Mekkah. Syekh Amrullah adalah pemangku Tarikat Naqsyabandiyah Khalidiyah, dan Tarikat Alawiyah. Syekh Amrullah wafat pada 1907, sebelum Haji Rasul, anaknya, menulis kitab membantah Tarikat Naqsyabandi: Izhar Asatir Mudhillin. 

Episode yang membuat saya berkaca-kaca, sedih, dalam buku Ayahku ialah bagian tulisan: "Sebelum perubahan-perubahan pengajian yang dibawah ayahku (Haji Rasul dengan faham Muda-nya), konon banyak orang datang ziarah ke kubur itu (maksudnya makam Syekh Amrullam Tuanku Kisa'i).... Tetapi kian lama kian habis cara ziarah yang serupa itu. Di waktu saya (Hamka) kecil, masih saya dapati adiak beliau Tuanku Haji Umar membaca surat Yasin seorang diri dalam makam itu."

Membaca kalimat "seorang diri" itu terbit tangis saya. Kalimat-kalimat Hamka dalam berkisah pada episode ini seolah-seolah sedang merayakan perubahan yang dibawa Haji Rasul dengan faham Kaum Muda-nya, sehingga yang tersisa baca Yasin di makam Tuanku Syekh Amrullah Tuanku Kisa'i tinggal seorang saja, yaitu saudara Haji Rasul sendiri, yaitu Tuangku Haji Umar bin Syekh Amrullah Tuanku Kisa'i. Saya berkaca-kaca.

Saya berziarah ke Makam Tuanku Kisa'i, bulan Februari 2012. Disana saya pupuh merenung.

Apria Putra Tuanku Mudo Khalis
Kaki Gunung Sago.


.

PALING DIMINATI

Back To Top