Bismillahirrohmaanirrohiim

Gus Miek dan Mbah Sholeh Ampel


     Kisah ini memang terbilang luar biasa .Benarlah pendapat Ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah yang mengatakan  bahwa Ulama / waliyullah sebenarnya tidak wafat, hanya jasadnya saja yang berpindah ke alam kubur namun ruhnya selalu hidup.

     Mbah Sholeh adalah salah satu dari murid Sunan Ampel yang mempunyai makam yang berjumlah sembilan. Sembilan makam Mbah Sholeh berjajar di samping Masjid Sunan Ampel.Mbah Sholeh dikenal sebagai sosok yang rajin membersihkan Masjid Sunan Ampel disamping beliau menimba ilmu keagamaan. Kebiasaannya menjaga kebersihan masjid diakui banyak orang, tidak terkecuali oleh gurunya sendiri, Sunan Ampel.

     Ketika Mbah Sholeh wafat, ternyata tidak ada santri yang sanggup mengerjakan pekerjaan Mbah Sholeh.Maka sejak ditinggal Mbah Sholeh masjid itu lantainya menjadi kotor. Sehingga Sunan Ampel tiba-tiba teringat dengan muridnya itu dan berkata : " Jika Sholeh masih hidup, pasti masjid ini kembali bersih. "Kemudian tiba - tiba Mbah Sholeh sudah berada di pengimaman masjid sedang menyapu lantai. Seluruh lantai pun menjadi bersih lagi. Orang-orang terheran melihat Mbah Sholeh hidup lagi.

     Beberapa bulan kemudian Mbah Sholeh wafat lagi dan dimakamkan disamping makamnya yang dulu. Lalu masjid menjadi kotor lagi, kemudian terucaplah, kata-kata Sunan Ampel seperti dulu. Lalu Mbah Sholeh pun hidup lagi. Hal ini terulang beberapa kali, sehingga makamnya jumlahnya ada delapan. Namun ketika makam Mbah Sholeh berjumlah delapan, Sunan Ampel wafat pada 1481 M dan disusul beberapa bulan kemudian, Mbah Sholeh meninggal dunia, sehingga makam Mbah Sholeh ada sembilan. Makam yang terakhir berada di ujung sebelah timur. Begitulah Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan Karomah kepada para waliNya.

     Pada tahun 2018 M yang lalu pernah ditemukan semacam benda yang berbentuk nisan di dalem ( kediaman ) Gus Miek Ploso Mojo Kediri yang terpendam cukup lama dan disitu bertuliskan " makam Kyai Hamim Jazuli Gus Miek." berdoalah meminta hanya kepada Allah." 
     
     Dengan peristiwa ditemukannya benda ini, ketika saya ( Ahmad Nazili Malang ) menghadiri Sema'an Al-Qur'an Jantiko Mantab rutin jum'at pon untuk daerah Kabupaten Trenggalek yang waktu itu bertepatan tanggal 2 Ramadhan 1439 H, atau tanggal 18 Mei 2018 M, lokasi Sema'an berada di makam Mbah Mesir desa Semarum Durenan Trenggalek, Saya memberanikan diri untuk sowan dan bertanya kepada Gus Tijani Robeth Syaifun Nawas ( Putra Gus Miek yang nomor 3 ). Saya bertanya: " Gus, nembe niki ditemoaken nisan ten dalem Ploso, nopo leres niku makomipun Gus Miek? ". "Gus, baru-baru ini ditemukan semacam nisannya Gus Miek di kediaman Ploso, Apa benar itu makamnya ? " Jawab Gus Robeth : " Dudu". "Bukan." Saya bertanya lagi: " nopo Gus Miek nate sedo sak derengeipun? ". Apakah Gus Miek pernah wafat sebelumnya ? "Jawab Gus Robeth : " tau, nang Palembang tahun '75." Pernah di Palembang tahun 1975 M.

     Mengenai makamnya Gus Miek yang ada di Palembang ,penulis sendiri belum mengetahui keberadaannya, yang jelas untuk menguatkan bahwa Gus Miek pernah berada di pulau Sumatera, ada sebuah kisah lagi. Ini saya dapatkan dari Gus Syauqi Jember. Begini kisahnya:
     Ada seorang yang sowan ( berkunjung ) ke kediaman Gus Syauqi Jember dan dia bercerita bahwa dia pernah diajak kyainya dari daerah Banyuwangi untuk pergi ke pulau Sumatera, tidak disebutkan daerah mana. Setibanya di sana, santri ini diajak sowan dan bertemu dengan Gus Miek. Lalu santri ini bertanya kepada Gus Miek : Lho panjenengan nopo leres Gus Miek?". Apakah anda benar Gus Miek?".jawab Gus Miek : "yo .ya." Santri bertanya : " panjenengan kok Ten mriki Gus, wonten nopo? ". Anda kok di sini,ada apa Gus ? "Jawab Gus Miek : " Aku neng kene sik suwe,sebabe nang kene isih akeh buthone. "Saya disini masih lama, karena di sini banyak butho ( makhluk halus ) nya."
     Wallahu A'lam.


.

PALING DIMINATI

Back To Top