Bismillahirrohmaanirrohiim

KRISTEN MUHAMMADIYAH (Krismuha)


Oleh Abdul Adzim Irsad

Tokoh-tokoh Muhammadiyah sering bercanda dgn istilah “Krismuha”, karena sebagian dari Lembaga Pendidikan Muhammadiyah yg berada di daerah Papua, NTT, ternyata sebagian murid-2nya adalah orang Kristen. 
Tidak aneh, jika ada sebagian dari pengurusnya ternyata beragama Nasrani. 
Yang jelas, murid-2 sekolah yg dibangun Muhammadiyah bukan beragama islam. Wajar jika ada yg berkata “Muhamamdiyah Cabang Kristen” atau yg lebih keren dgn istilah “Krismuha”.

Tidak mungkin organisasi yg berbasis Alquran dan hadis bisa berkembang dgn baik di Pupua dan NTT, kecuali harus merangkul masyarakat yg beragama lain. 
Di dalam sekolah yg di dirikan Muhammadiyah, telah disediakan guru khusus yg beragama Katolik atau Kristen, yg disesuaikan dgn kebutuhan agama masyarakat setempat.

Profesor Munir Mulkan, Begawan Pendidikan Muhammadiyah justru membagi Muhammadiyah dgn empat bagian, 
(1) Muhammadiyah Purivikasi, atau yg sering saya sebut dgn “Muhammadiyah Garis Lurus”. 
(2) Muhammadiyah Kulural tradisional 
(3) MUNA (Muhammadiyah Nahdhatul Ulama) 
(4) Muhammadiyah Marhaenisme, dgn kata lain Muhammadiyah abangan. Dan yg terahir adalah 
(5) Krismuha (Kristen Muhammadiyah).

Tokoh Muhamamdiyah Abdul Mu'ti mengambarkan bahwa Muhammadiyah ikut serta membangun toleransi antar umat beragama di Indonesia, khususnya terhadap masyarakat yg minoritas Islam di daerah Papua, NTT, Manado. 
Di mana daerah-2 tersebut mayoritas beragama Kristen baik Katolik maupun Protestan dalam pendidikan yg berada di naungan organisasi Muhammadiyah. 

Istilah dan ijtihad tokoh Muhammadiyah dgn menggunakan istilah “Krismuha”, sudah membumi. Muhammadiyah yg lantang menyuarakan Alquran dan Sunnah tidak banyak protes dgn istilah ini, bahkan tidak keberatan menyediakan guru-guru agama Kristen dan Katolik di sekolah-2 di Papua, NTT. 
Padahal, menurut pemahaman Islam Garis Lurus, menyediakan guru agama katolik atau Kristen bisa dikategorikan membantu menyebarakan agama, bahkan bisa dikatakan sebagai bentuk pengakuan terhadap agama Kristen atau Katolik. 

Namun karena Muhammadiyah tidak terlalu seksi, walaupun Krismuha (Kristen Muhamamdiyah) sudah terwujud, dan membumi, namun tidak terlalu menarik untuk dikecam dan dikomentari.
Sebaliknya, ketika NU membuat candaan “NU Cabang Nasrani” sangat menghebohkan. 
Lebih menarik lagi, yg paling banyak komentar itu rata-rata bukan NU. Bahkan, secara personal pengikut Muhammadiyah ikut-ikutan menyesatkan “NU”. 
Ini menjadi bukti, bahwa NU itu memang paling seksi.

Sejak dulu, NU sangat keren dan mengasikkan. Banyak ulama dan yg dekat dgn para pemabuk, penjudi, kemudian ada yg nyinyir “Kiai kok berteman dgn penjudi dan pemabuk”.
Sebenarnya, Kiai NU bukan sekadar berteman, tetapi pertemanan itu bertujuan mengajak mereka Kembali ke jalan Allah SWT. 
Hanya dgn bertemanan, seorang Kiai itu bisa memahami suasana hati masyarakat yg tercebur dalam maksiat, sehingga dgn mudah mengajak kembali.

Ada juga yg sinis terhadap Kiai NU, ada yg berkata dgn lantang “Kiai kok dekat dgn pejabat”. Sambil menggunakan dalil-dalil. 
Kiai NU, sudah kenyang dgn dalil-dalil, mereka ahli usul fikih, sehingga dgn cara masuk di pemerintahan, seorang Kiai bisa memberikan kontribusi kepada Negara Indonesia. Seperti, KH Wahid Hasyim, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Abdurahman Wahid, mereka benar-benar memberikan kontribusi paling besar terhadap Indonesia.

Kendati demikian, tokoh-2 NU tetap menerima kritik karena itu akan menambah khazanah, dan juga tetap membangun silaturhami dgn tokoh-tokoh yg demen mengkritik. 
Dalam tubuh NU, banyak Kiai yg sering bercandaria, ada juga yg sangat serius. Sehingga ahirnya muncul kelompok-2 anekdot yg sangat nggemesin, seperti NU Garis Lurus, NU Garis Lucu, NU Garis Diagonal, Liberal. Namun, mereka bukanlah bagian dari organiasi NU, melainkan serpihan-2 masyarakat NU yg tetap ingin diakui menjadi NU.

Sampai kapan-pun, Organiasi NU yg di dirikan oleh Mbah Hasyim Asaary, tetap mengunakan teologi Asaary, & Al-Syafii sebagai mazhabnya, dan Tasawuf sebagai pandangan moralnya. Candaan “NU Cabang Nasrani”, tidak akan mampu mengubah akidah wong NU. Walaupun dikafir-kafirkan dan disyirikkan, NU tidak berubah, tetap akan tahlilan, manakiban, shalawatan, dan istighosahan. 
Walaupun dikatakan Anti Arab, NU tetap akan mempertahankan ngaji dgn menggunakan kitab-kitab Bahasa Arab. Karena sanad ilmu Kiai NU, mulai Alquran dan Tafsir, Hadis, fikih, Tasawuf nyambung (ittisaol) hingga Rasulullah SAW.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد


.

PALING DIMINATI

Back To Top