Bismillahirrohmaanirrohiim

Inilah Pentingnya Silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri

Pentingnya Silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri

Setelah kita sebulan penuh berjuang, berjihad mengendalikan hawa nafsu kita dengan berpuasa, maka kita diberi hari  oleh Allah SWT yaitu hari kemenangan atau Hari Raya Idul Fitri.

Dan alangkah bahagianya, apabila kita dapat mempergunakan kesempatan di hari yang penuh berkah itu dengan saling bermaaf-maafan, bersilaturahmi, saling menziarahi atau mengunjungi antar kerabat dan sesama.

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia menyambung tali silaturrahim.” (HR. Bukhari).

Dan apabila ini dipraktekkan pada hari Idul Fitri, sebagaimana kita kenal di Indonesia dengan istilah halalbihalal, orang jawa mengatakan sonjo-sonjo; maka ini sungguh merupakan amalan dan kebiasaan yang baik sekali, yang menurut al-Hafidh Ibnu Hajar al-‘Atsqolaniy hukumnya adalah sunnah.

Selanjutnya tentang tatacara dan urutan silaturahmi setelah pulang sholat ied, sebaiknya kita mendahulukan orang tua kita, lalu kepada famili dan kerabat kita, kemudian kepada guru-guru kita, setelah itu barulah kita bersilaturahmi kepada para pinisepuh dan handai tolan pada umumnya.

Saling menziarahi atau mengunjungi, bertatap muka secara langsung, memiliki banyak keutamaan yang tidak didapatkan dengan cara silaturahmi yang lain seperti melalui telepon, surat, atau sms.

Keunggulan yang pertama, dengan saling mengunjungi kita mendapatkan fadhilah ifsyâ’us salam atau saling mengucapkan salam. Sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah SAW:

أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْئٍ إِذَا فَعَلْتُمْ تَحَابَبْتُمْ؟ اَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ. رواه مسلم

Artinya: Apakah aku belum pernah menunjukkan kepada kalian tentang sesuatu yang jika kalian melakukannya maka kalian akan saling menyayangi? Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim).

Yang kedua, dengan berkunjung kita memperoleh fadhilah mushofahah atau berjabat tangan. Sebagaimana hadis dari al-Barro’ Ibni al-Azib, Rasulullah SAW bersabda;

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ وَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا. رواه أبو داود والترمذي

Artinya: “Tiada dua orang muslim yang saling berjumpa lalu saling berjabat tangan, kecuali diampuni dosanya sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Kemudian yang ketiga, diantara faedah berziarah atau berkunjung adalah fadhilah tholqul wajhi, atau memperlihatkan muka yang jernih berseri-seri, yang dalam bahasa jawa disebut ajer, grapyak. Shahabat Abu Dzar meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ. رواه مسلم

Artinya: “Jangan engkau anggap sepele suatu kebaikan, walaupun hanya berupa perjumpaan kepada saudaramu dengan air muka yang jernih berseri-seri.” (HR. Muslim)

Keutamaan-keutamaan itu tentunya hanya dapat diperoleh dengan bertemu atau bersilaturahmi secara langsung. Apalagi jika itu semua dilakukan demi memelihara dan menambah syiar Islam dan semaraknya suasana di kalangan kaum muslimin. Semoga...

Wallahu A'lam Bis Shawab.


.

PALING DIMINATI

Back To Top