Bismillahirrohmaanirrohiim

GODAAN YANG MENYENANGKAN

Oleh: Jum’an Basalim
 
Saya pernah menulis bahwa pengetahuan itu ada dua yaitu kita sendiri mengetahui tentang suatu masalah atau kita tahu dimana mencari informasi tentang masalah itu. Ada yang mengatakan bahwa yang kedua, yaitu memiliki akses terhadap pengetahuan, lebih baik daripada memiliki pengetahuan itu sendiri. Yang penting bukan apa yang kita tahu melainkan apa yang kita bisa temukan. Memiliki kalkulator lebih baik daripada belajar berhitung. Memiliki akses internet lebih baik daripada menghafalkan Pancasila. Dalam hitungan detik bukan saja Pancasila yang hanya lima butir, seluruh UUD 45 bahkan Konstitusi Amerika beserta amandemennya dapat kita tampilkan seketika. Budaya tekun membaca bergeser menjadi budaya surfing atau berselancar, yaitu selang-seling mengakses macam-macam informasi. Ada benarnya apa yang dikatakan Nicholas Carr dan David Meyer bahwa era digital sedang menghancurkan kita dengan merusak kemampuan kita berkonsentrasi. Padahal berkonsentrasi, yaitu berfikir fokus berlama-lama adalah kunci keberhasilan para ilmuwan, ulama serta filosof zaman dulu yang hasilnya kita warisi sampai sekarang.
 
Gangguan dan godaan yang menyelingi perhatian dan pikiran kita datang setiap waktu dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Sebelum menyelesaikan laporan, buka e-mail dulu ah sebentar! Waktu kita membuka e-mail ponsel kita berdering. Sementara kita berbicara, ada SMS masuk, teman sekerja mengajak bicara dan kita semakin jauh dari tugas yang akan kita kerjakan. Tanpa semua itu pun ada godaan lainnya yang datang dari kita sendiri yaitu self-talk: berbicara dengan diri sendiri dalam hati. Waktu berkonsentrasi menyusyun laporan saya menuliskan kata  ”biaya transport” didalamnya. Saat itu tanpa terasa saya berbisik kepada saya: “Transport? Mobil kita kan rusak. Kapan kita bawa kebengkel?”  Lalu sibuklah pembicaraan antara saya dan saya, kapan dan mau kebengkel mana, berapa biayanya, selama mobil dbengkel mau naik apa. Semakin serius self-talk, semakin kabur konsentrasi kita pada pekerjaan. Setiap yang terlihat dimata dan terdengar ditelinga meski sekelebat sekalipun, dapat merangsang mulainya self-talk dengan mudahnya. Waktu menyetir mobil kekantor, meskipun kaki, tangan dan mata siap siaga bahkan mulutpun komat-kamit membaca doa, self-talk tetap berlangsung tanpa terhalang. Tidak jarang hati dan wajah yang cerah dari rumah berubah menjadi kusut dan cemberut waktu memasuki kantor akibat perdebatan  sengit antara diri sendiri sepanjang perjalanan.
 
Zaman memang sedang mengubah orang-orang yang semula bersifat tekun dan peduli menjadi masyarakat pop yang serba gelisah. Godaan dan selingan sengaja diciptakan dan disajikan  sebagai kenikmatan sementara pendidikan, yaitu jalan keberhasilan, dirasakan sebagai kewajiban untuk fokus pada hal-hal yang membosankan dan terasa tidak menyenangkan. Zaman telah membuat kita berpikir bahwa berkonsentrasi itu menyusahkan dan godaan itu menyenangkan. Solat dan belajar itu menyusahkan karena harus berkonsentrasi sedangkan menonton TV dan kongko-kongko memang menyenangkan. Apa jadinya nanti?
 
Jangan khawatir. Manusia adalah makhluk unggulan. Otak bisa ditempa. Nafsu dan godaan bisa dikalahkan, selingan bisa dihindarkan. Bahkan diri sendiri bisa kita taklukkan. Kalau kita sekarang terbiasa dengan dunia selingan dan hiburan, kita pasti bisa berupaya untuk mengarahkan perhatian dan memusatkan pikiran, tekun dan istiqomah. 


.

PALING DIMINATI

Back To Top