Bismillahirrohmaanirrohiim

TARI PERANG ANTI ROKOKOleh: Jum ’an

Sekarang jangan bertanya-tanya lagi tentang bahaya rokok terhadap kesehatan. Bukti-bukti medis cukup melimpah. Hampir setiap orang tahu. Inti-sarinya sudah diekstrak berbentuk fatwa rokok haram dan warning disetiap
bungkus dan iklan rokok: “Merokok dapat menyebabkan kangker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin”. Banyak sudah orang yang menjauhi rokok. Tetapi banyak juga yang tidak peduli. Racun
dengan ancaman dibungkusnya itu tetap dibeli tanpa takut sedikitpun dan dinikmati dengan penuh gairah. Tuhan Sembilan Senti, begitulah julukan yang diberikan oleh penyair Taufiq Ismail, mempunyai banyak penganut
fanatik diseluruh dunia. Lima Besar Negara penghisap rokok adalah China dengan 390 juta perokok, India 144 juta, Indonesia 65 juta, Rusia 61 juta dan Amerika 58 juta. Indonesia sebagai juara ketiga menghisap 225 milyar
batang setahun.
Kapan perang melawan rokok akan berakhir? Dapatkah kita memenangkannya? Secara mutlak tentu tidak karena industri rokok tidak mungkin dihapuskan. Mereka merupakan sumber pendapatan Negara yang penting,
menghidupi jutaan buruh dan para petani tembakau, distributor, angkutan, periklanan dan lain-lain. Walhasil keberadaan industri rokok menyangkut hajat hidup sangat banyak orang. Ia diatur dan dilindungi oleh undang-
undang dari perizinan, proses produksi serta perdagangannya. Tidak ada seorang Kepala Negara manapun yang berani menutup pabrik rokok meskipun ia tahu rokok merusak kesehatan rakyatnya. Program kampanye anti
merokok oleh pemerintah sebagian juga dibiayai dengan uang yang diperoleh dari cukai rokok. Kalau begini bukan perang namanya. Tari Perang ya. Tidak perlu sampai jatuh korban dikedua pihak. Para penarinya cukup
berlatih improvisasi seni menyerang dan menangkis tetapi jangan saling melukai. Dorong mendorong boleh tapi jangan membentur tembok.
Dilemma memang. Perang ini mungkin perlu dijadikan tarian saja. Bukan dimenangkan atau diakhiri. Perang akan berlarut-larut tanpa kesudahan kalau kebenaran berada dikedua belah pihak. Tetapi Tari Perang dapat
dilestarikan. Rangkul saja industri rokok untuk membiayai penelitian tentang pengaruh rokok terhadap berbagai penyakit. Suatu saat nanti industri rokok akan berjasa melahirkan dokter-dokter ahli penyakit kangker dan
impotensi. Asal jangan dipersulit penjualan produknya. Dengan demikian, seperti dalam semua tarian tidak ada konfrontasi atau saling melukai antara para penari.
Perang anti rokok memang sudah menjadi sebuah tarian saya kira. Kalau tidak mana masuk akal barang berbahaya dengan label ancaman yang mengerikan dijual bebas, laku 255 milyar batang pertahun. Lihatlah Obama
juga merokok! Memang dilemma


.

PALING DIMINATI

Back To Top