Bismillahirrohmaanirrohiim

MENGUBAH ENERGI MATERI MENJADI ENERGI CAHAYA dalam "ISRA' MI'RAJ"

Salah satu analisa "Skenario rekonstruksi" utk mengatasi problem diatas adalah dg "TEORI ANNIHILASI". Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materi. Dan jika materi dipertemukan atau
direaksikan dg anti materinya, maka kedua partikel tsb akan lenyap berubah menjadi seberkas Cahaya atau sinar gama.

Hal ini telah dibuktikan dilaboratorium nuklir, bahwa jika ada partikel proton dopertemukan dg antiproton, atau elektron dg positron (antielektron), maka kedua pasangan partikel tersebut akan lenyap dan memunculkan
dua buah sinar gama, dg energi masing2 0,511 Mev utk pasangan partikel elektron, dan 938 Mev utk pasangan partikel proton.

Sebaliknya, jika ada seberkas sinar gama yg memiliki energi sebesar itu di lewatkan medan anti atom, maka tiba2 sinar tsb lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel seperti diatas. Hal ini menunjukkan bahwa
materi memang bisa diubah menjadi Cahaya dg cara tertentu, yg disebut sebagai reaksi "Annihilasi".
Teori ini bisa kita gunakan utk menjelaskan proses perjalan Rosulullah SAW pada etape pertama ini. Agar Rosulullah SAW dapat menguikuti kecepatan Jibril dr Bouraqnya..

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. (QS 17 : 1)
Isra mi'raj adalah peristiwa diperjalankannya Rasulullah dari masjidil haram di mekah ke masjidil aqhsa di Al-Quds (palestina), lalu dilanjutkan
dengan menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu semua makhluq baik malaikat, manusia, dan jin.
Semua itu ditempuh dalam semalam. Peristiwa itu sekaligus sebagai mukjizat mengagumkan yang diterima Rasulullah SAW.Peristiwa ini terjadi
tanggal 27 Rajab, 11 tahun setelah kenabian Rasulullah
Peristiwa besar ini ditilik dari sejarahnya, terjadi setelah Rasulullah mengalami masa2 sulit perjuangannya menegakan agama Allah setelah
ditinggal oleh orang2 terdekatnya. Beliau ditinggal oleh istrinya tercinta, Khadijah, yang setia menemani dan menghiburnya dikala semua orang
mencemoohnya. Lalu beliau juga ditinggal oleh pamannya sendiri, Abu Thalib, yang walaupun kafir tetapi dia sangat melindungi aktivitas Nabi.
Sehingga orang-orang kafir Quraisy semakin leluasa untuk melancarkan penyiksaannya kepada Nabi, sampai-sampai orang awam Quraisy pun
berani melemparkan kotoran ke atas kepala Rasulullah SAW.
Sebelum peristiwa itu terjadi, orang-orang kafir Quraisy pernah meminta kepada Rasulullah untuk menunjukkan hal-hal yang aneh, karena
mereka tidak percaya kalau Muhammad SAW itu adalah Rasulullah. Permintaan-permintaan itu mereka lontarkan untuk membuktikan bahwa
dirinya benar-benar seorang Rasul Allah/utusan Allah. Hal ini termaktub dalam Al Qur'an surat al Isra 90 - 93 :
"Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami, atau kamu
mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit
berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami.
Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga
kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca". (QS. Bani Israil : 90 - 93)
Atas pertanyaan pertanyaan tersebut Rasulullah dengan bijaksana diperintahkan untuk menjawab "Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya
seorang manusia yang menjadi rasul?"
Bagi umat islam sendiri peristiwa ini adalah tantangan keimanan. Suatu perjalanan yang sulit dicerna oleh akal manusia, yang hanya dapat
diimani tanpa dapat disanggah dengan alur logika saat itu. Bagaimana mungkin seorang manusia dapat berpindah pindah tempat dengan jarak
ribuan Km. Sebagai gambaran jarak antara mekah dengan palestina sekitar 1500 Km dimana biasa ditempuh dalam waktu 2 bulan pada saat itu.
Hanya keimanan lah yang dapat menjawab perjalanan musykil Rasulullah hingga ke langit ketujuh menemui Allah SWT. Apalagi saat itu
pemahaman manusia tentang sains dan teknologi belum seperti sekarang ini.
Manusia hanya bisa memperkirakan apa yang sesungguhnya terjadi dikaitkan dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki manusia. Sampai pada
suatu ketika manusia sedikit "meraba" dengan penemuan ilmiah nya untuk menjabarkan kejadian itu dengan akal manusia. Tepat 1000tahun
setelah peristiwa isra mi'raj lahirlah teory relatifitas yang ditemukan oleh manusia jenius Albert Einstein.
Einstein menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang mutlak dalam kehidupan ini. Segala sesuatu relatif dalam gerak dan kedudukannya.Jarum
jam yang bergerak cepat mengukur waktu, ada kalanya menjadi lambat bahkan pada satu titik masa, berhenti sama sekali. Juga jantung yang
berdenyut menandai usia, dapat mengalami kelambatan hingga usia pun berjalan lebih lambat dari yang semestinya.Einstein merumuskan
t’= waktu benda yang bergerak
t = waktu benda yang diam
v = kecepatan benda
c = kecepatan cahaya
Dimana perbandingan nilai kecepatan suatu benda dengan kecepatan cahaya, akan berpengaruh pada keadaan benda tersebut. ketika
kecepatan benda menyamai kecepatan cahaya (v=c), benda itu pun sampai pada satu keadaan nol.Namun jika kecepatan benda dapat
melampaui kecepatan cahaya (v>c), keadaan pun berubah. Efek yang dialami adalah percepatan waktu.
Seseorang yang meluncur ke angkasa dengan pesawat yang berkecepatan mendekati kecepatan cahaya, maka ia akan mengalami perlambatan
usia yang lebih lambat dari yang semestinya di bumi. Ketika kembali ke bumi ia akan mendapati waktu di bumi telah berputar lebih cepat dari
waktu yang telah dialaminya diangkasa. Namun jika kecepatannya ditambahkan hingga melampaui batas kecepatan cahaya, yang akan
dialaminya adalah percepatan waktu bagi dirinya dibanding waktu dibumi. Ketika kembali ke bumi ia kembali ke masa lalu. Ia telah menjadi
peziarah masa lalu.
Teori Einstein ini terbukti tahun 1994 , saat sebuah pesawat sipil Italia terbang di angkasa pantai Afrika. Tiba-tiba, pesawat lenyap dari layar radar
di ruang kontrol. Di saat petugas bandara di landa kecemasan, pesawat sipil itu muncul lagi di ruang udara semula, dan radar dapat melacak
kembali sinyal pesawat tersebut. Terakhir, pesawat sipil ini berhasil mendarat dengan mulus di bandara wilayah Italia. Namun, awak pesawat
dan 315 penumpangnya sama sekali tidak tahu bahwa mereka pernah lenyap.
Dengan perasaan bingung kapten pilot berkata: "Pesawat kami tampak stabil setelah lepas landas dari Manila, dan tidak terjadi insiden apapun,
namun, di luar dugaan petugas di ruang kontrol melaporkan kehilangan jejak pesawat, memang agak tidak normal"
Tetapi, kenyataannnya tidak dapat dibantah: ketika tiba di bandara, jam setiap penumpang terlambat 20 menit.
Juga di saat yang sama saat itu, sebuah tim arkeologi yang dibentuk oleh arkeolog Perancis, tiba di daerah aktivitas pertama manusia di tepi
Sungai Nil untuk riset ilmiah. Di sana mereka menemukan sebuah Kuil Dewa Matahari, dan hingga kini sudah 4000 tahun sejarahnya. Karena tak
pernah dikunjungi manusia, kuil itu sudah lama runtuh, yang tersisa hanya puing-puing reruntuhan, sehingga tampak sunyi dan rongsok.
Ketika arkeolog menggali reruntuhan tersebut, di bawah sebuah tonggak batu kuno, mereka menemukan sekeping uang perak terkubur di bawah
tanah. Namun anehnya, itu bukan uang perak Mesir kuno, melainkan sekeping uang perak Amerika. Yang lebih mengherankan lagi, itu bukan
uang perak kuno Amerika, tapi sekeping uang perak zaman sekarang.
Namun, yang tak habis dimengerti adalah: Itu adalah uang perak dengan nilai nominal 25 sen dollar AS yang telah di cetak dan "belum diedarkan"
yang masih tertinggal di kas negara Amerika, yang rencananya baru akan diedarkan pada tahun 1997!!
Mengapa uang perak AS zaman sekarang bisa berada di dalam kuil Mesir kuno pada 4000 tahun silam? Para ilmuwan benar-benar bingung
dibuatnya.
Teory inilah yang mungkin menjabarkan perjalanan Rasulullah saat isra mi'raj. Rasulullah menaiki buraq, hewan sejenis kuda bersayap sebagai
kendaraan saat melakukan perjalanan.Lalu pertanyaannya adalah bagaimana perjalanan dengan kecepatan cahaya itu dilakukan oleh badan
Rasulullah Saw yang terbuat dari materi padat?
Rasulullah dengan diantar malaikat menaiki Buraq, makhluk berbadan cahaya dari alam malakut.Buraq berasal dari kata barqun yang artinya
kilat. Untuk malaikat dan Buraq tidak ada masalah karena zat mereka terbuat dari cahaya juga. Seandainya badan bermateri padat seperti tubuh
kita dipaksakan bergerak dengan kecepatan cahaya, bisa diduga apa yang akan terjadi. Badan kita akan hancur lebur, tercerai berai karena ikatan
antar molekul dan atom terlepas.
Jawaban yang mungkin untuk pertanyaan itu adalah tubuh Rasulullah diubah susunan materinya menjadi cahaya. Bagaimanakah hal terjadi?
Teori yang memungkinkan adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materinya. Dan jika materi
direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma.
Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika partikel proton direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (anti
elektron), maka kedua pasangan tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV
(Multiexperiment Viewer) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.
Sebaliknya apabila ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi sebesar tersebut dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-tiba sinar
tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi bisa dirubah menjadi cahaya
dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya.
Bila dihitung jarak Mekkah – Palestina sekitar 1500 km ditempuh dengan kecepatan cahaya (kecepatan cahaya = 300rb km/detik), maka hanya
dibutuhkan waktu sekitar 0,005 detik dalam ukuran waktu kita di bumi.
Sesampainya di masjidil Aqsha tubuh Rasulullah dikembalikan menjadi materi. Peristiwa ini mungkin lebih dikenal seperti teleportasi dalam teori
fisika Quantum. Dari masjidil Aqsha dilanjutkan dengan perjalanan menembus batas dimensi "menemui Allah", melewati langit ketujuh dan
berakhir di Sidratul Muntaha.
Dengan kecepatan buraq (yang kecepatannya melebihi kecepatan cahaya yakni diatas 300rb km/dtk), Rasulullah tidaklah mengarah ke masa
depan. Namun kembali ke masa lalu. Dan, memasuki masa lalu itulah Rasulullah memberangkatkan perjalanannya. Perjalanan ini hakikatnya
adalah perjalanan menembus batas dimensi ruang dan waktu dan bukan pengembaraan ruang angkasa.
Seiring guliran waktu, perjalananpun melaju ke titik saat Rasulullah hendak memulai. Sehingga seolah-olah Rasulullah melakukan perjalanan
Isra` Mi`raj hanyalah sesaat. Padahal, hakikatnya, beliau pun menjalani Isra` Mi`raj, berdasarkan perhitungan waktu pribadinya, yang lazimnya
menghabiskan waktu yang lama.
Demikianlah akal pikir manusia yang sempit mencoba menjabarkan rahasia besar Allah dibalik perjalanan isra mi'raj Rasulullah SAW. Analogi ini
hanyalah mencoba merekayasa kejadian isra mi'raj berdasarkan ilmu pengetahuan saat ini. Bisa jadi teory ini salah karena kebenaran
senantiasa milik Allah SWT sang "empunya" cerita. Subhanallah, maha suci Allah dengan segala kebesarannya...

Tentunya kesemuanya itu tdk lepas dg KedahSyatan Kekuasaan Allah SWT yg telah memperjalankanNYa.
Kenapa Malaikat Jibril harus menyucikan Qalbu Rosulullah SAW dg air zam2 dulu ( dlm suatu riwayat),,?
Kenapa Harus Berangkat dari Masdjid ke Masdjid,,,
dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dulu,,?
kita tunggu keterangan berikutnya,,,

SHOLAHUDDIN TAHIR
MASTER WONG SHINE THINK
Pondok Sufi Al Sintingiyah (The Bungalow Of Shine Think)


.

PALING DIMINATI

Back To Top