Bismillahirrohmaanirrohiim

Pentingnya mempelajari ilmu maqulat

Oleh Fauzan Inzaghi 

Pentingnya mempelajari ilmu maqulat
(solusi mencegah pelajar agama sotoy tentang sains dan pelajar sains sotoy tentang agama)

Ilmu maqulat itu salah satu inti ilmu pengetahuan, ilmu maqulat terdiri dari dua bagian, pembahasan jauhar dan pembahasan aradh. Inti dari bahasan jauhar dan aradh adalah pembahasan mengenai alam semesta dan segala hukum yang menyertainya. Karena pembahasannya mengenai alam semesta maka dari pembahasan jauhar dan aradh inilah berbagai ilmu sains(alam) diturunkan. Kita berikan contohnya:

1. Diantara pembahasan turunan yang dibahas dalam bab jauhar adalah:
- bahasan anasir dan mizaj yang melahirkan ilmu kimia
- bahasan atsar ulwy melahirkan ilmu astronomi dan kosmologi
- bahasan atsar sufly melahirkan ilmu geologi
- bahasan jism tabii dan nufus melahirkan ilmu biologi

2. Diantara pembahasan turunan yang dibahas dalam bab aradh: tentang bagaimana cara kerja alam semesta, yang akhirnya melahirkan ilmu fisika modern

Nah jika ada saintis muslim(selain kedokteran) zaman kejayaan dulu, hampir semua mereka pasti mempelajari ilmu maqulat(baik melalui jalur ilmu kalam atau ilmu hikmah) dan ilmu turunannya yaitu tabiiyat, karena melalui ilmu maqulat inilah mereka memahami posisi sains dalam filsafat, posisi sains dalam agama, posisi agama bagi sains, posisi filsafat bagi sains, dll. 

Nah dalam ilmu maqulat ini, ada dua karakter pembahasan untuk menyimpulkan dan menjawab suatu permasalahan. Pertama pembahasan yang membutuhkan istiqra'(empirik) untuk pembuktian kebenaran. Kedua pembahasan yang hanya bisa dan cukup dengan hukum akal/logika(rasio) untuk pembuktian kebenaran.

Ulama ilmu kalam dan para filsuf fokus dimaqulat yang berbasis rasio, dalam mempelajari ilmu maqulat, karena tujuan mereka mempelajarinya adalah untuk mendapatkan hakikat suatu permasalahan. Sedangkan saintis, fokusnya pada ilmu maqulat yang berbasis argumen empiris, ini merupakan turunan dari jenis ilmu maqulat pertama, dan ini dikenal sebagai ilmu tabiiyat atau dikenal dengan nama sains alam hari ini.

Pembelajar ilmu tabiiyat ini dibagi menjadi dua, pertama fokus sains teoritik/nadhary, kedua fokus sains praktis yang dikenal dengan ilmu rekayasa, seperti kedokteran, teknik, dll. Nah dari sini kita paham, kenapa para ulama dulu, apalagi yang mempelajari ilmu kalam, rata-rata juga memahami berbagai ilmu seperti ilmu teknik, ilmu kimia, fisika, dll. Dan uniknya saat mempelajarinya mereka melihat bahwa apa yang mereka pelajari dalam sains sama sekali tidak mengganggu aqidah mereka sebagai muslim, dan tidak bertentangan bahkan sangat sinkron dan menguatkan. 

Salah satu sebabnya adalah karena mereka mengetahui logika ilmu secara umum dan logika sains secara khusus, dimana mereka sangat paham dimana letak sains dalam peta ilmu pengetahuan dan bagaimana cara kerjanya, dengan begitu mereka tau apa yang bisa disumbangkan sains pada pembahasan ketuhanan(ilahiyat) dan apa yang enggak ada kaitannya, dimana sains bisa dimanfaatkan untuk kepentingan beragama, dimana dia hanya menjelaskan realitas saja, dan kapan dalil agama bisa dipakai dalam melihat sains, atau sebaliknya dst. 

Ilmu maqulat dan umur ammah tentunya, sangat membantu mereka untuk memahami itu semua. Itu yang banyak tidak dimiliki saintis atau pembelajar sains muslim hari ini, kadang mereka sangat ahli masalah masalah sains, sebagian mereka pemenang olimpiade, sebagian pemegang hak paten, sebagian lagi bahkan masuk nominasi nobel, tapi sayangnya mereka tidak paham posisi sains dalam agama, atau posisi agama bagi sains. 

Atau mereka memahami, tapi dengan cara materialis yang mereka pelajari disekolahan, dimana sebagaimana kita ketahui bahwa sekolahan kita hampir diseluruh dunia hari ini, menjadikan mazhab materialisme sebagai basis berfikir. Dengan fakta itu, makanya jangan heran jika kadang saintis muslim, ada sebagian dari mereka memaksa untuk memasukan ayat-ayat agama dalam pembahasan sains tidak pada tempatnya

Dan kadang dia juga melakukan cocoklogi saat menafsirkan ayat-ayat agama dengan penemuan sains paling mutakhir, dia menafsirkan itu tanpa mengetahui metodelogi tafsir yang ilmiyah dikalangan agama. Salah satu contohnya ketika beberapa ahli sains terlalu buru-buru menafsirkan beberapa ayat yang berkaitan dengan sains, tanpa memahami cara menafsirkan ayat alquran dengan benar. Kadang dia begitu takjub dengan hasil renungannya itu, padahal itu sudah keluar dari maksud ayat diturunkan.

Yang seperti itu kadang terlihat begitu konyol, seolah mereka memiliki dua kepribadian, kepribadian hebat sebagai saintis atau ahli sains, dan kepribadian konyol sebagai penganut agama yang penuh semangat tapi tanpa ilmu dan sering mereka cocoklagi dalam menafsirkan agama yang berkaitan dengan sains, dimana mereka memakai istilah sains dalam agama tidak pada tempatnya, dan memakai istilah agama dalam sains tidak pada tempatnya.  Itu karena mereka tidak mempunyai ilmu penghubung diantara keduanya.

Mereka merasa sedang membela islam dengan niat baik mereka, tapi tanpa mereka sadari yang ada mereka malah membuat masalah baru. Nah salah satu solusi untuk para saintis agar tidak terjatuh dalam masalah ini adalah dengan mempelajari sekilas tentang ilmu kalam, dan sedikit tentang umur ammah, dan tentu saja ilmu maqulat. Ini membantu mereka memposisikan ilmu dengan proporsional. Ilmu ini menjadi penghubung yang filosofis antara ilmu keislaman dan ilmu sains

Dengan begitu dia bisa tau mana keahliannya sebagai saintis ketika berbicara agama, dimana saja dia boleh bicara agama, dan tau mana yang bukan wilayahnya dalam agama dan bukan spesialisnya, dimana dia hanya muqalid untuk yang lebih ahli dalam bidang agama. Itu membuat dia tau kapan bersumbangsih dengan ilmu yang ada. Tidak berlagak seolah dia ulama, dimana dia akan menajadi lelucon dikalangan ahli ilmu agama

Begitu juga dengan yang spesialis ilmu agama, mempelajari ilmu umur ammah dan maqulat juga membuatnya jadi tau mana wilayahnya dalam sains, dimana itu spesialisnya, dan tau mana yang bukan wilayah dia dalam sains, dimana dia hanya menjadi muqalid dalam ilmu sains. Jadi dia tidak menjawab hal-hal konyol ketika ditanya jamaah, seolah ustad tau segalanya

Keadaan itu akan membuat pak ustad malah jadi bahan lelucon dikalangan ahli sains, dan bahkan bisa lebih parah, dimana kelakuan itu kadang bisa membuat orang ilfil pada agama, contohnya ketika beberapa ustadz yang terlalu semangat menafsirkan beberapa ayat yang berkaitan dengan sains, dimana dia buru-buru menjelaskan ayat itu dengan penemuan sains terbaru, tanpa mengetahui cara kerja sains dengan benar, dimana penemuan itu bisa saja berubah

Dengan mempelajari ilmu kalam dan khususnya ilmu maqulat, yang merupakan penghubung antara sains dan ilmu agama, kita bisa menyelesaikan beberapa masalah seperti ini, dimana itu membuat keadaan jadi sangat mengganggu akhir-akhir ini, pelajar sains yang sok tau tentang agama, dan pelajar agama yang sok tau tentang sains. Maka dari itu aku mengatakan sangat penting mempelajari ilmu maqulat bagi pelajar sains yang ingin bersumbangsih bagi islam dengan ilmu yang dia miliki. 

Dan tentu saja sangat penting bagi pelajar ilmu keislaman mempelajari ilmu maqulat untuk bersumbangsih pada sains, dan khususnya pada pelajar sains, dimana pelajar sains butuh rujukan untuk bertanya ketika mereka ingin belajar agama atau ingin berkhidmad pada agama sebagai saintis, dimana rujukan mereka itu bisa memahami cara kerja sains, sehingga dalam menjelaskan agama nyambung dengan apa yang mereka pelajari dan mereka hadapi sehari-sehari sebagai pembelajar sains

Sekian pengenalan ilmu maqulat untuk tingkat paling dasar. Wallahualam


.

PALING DIMINATI

Back To Top