Bismillahirrohmaanirrohiim

Cinta NU Berarti Cinta Ahlussunnah Wal Jamaah, Bela NU Berarti Bela Negara

Cinta NU Berarti Cinta Ahlussunnah Wal Jamaah, Bela NU Berarti Bela Negara

Oleh: Muhammad Arief Junaydi

Andai saja pada awal tahun 1920-an tidak ada penyebaran faham/aqidah Wahhabi yang masuk ke Indonesia dan mulai menyebar meracuni pemikiran masyarakat, mungkin Nahdlatul Ulama (NU) tidak akan didirikan atau dibentuk oleh Hadrotussyaikh Hasyim Asy'ari lewat petunjuk Syaikhuna Kholil bin Abdul Latif Bangkalan dan lewat perantara KH.R. As'ad Syamsul 'Arifin Situbondo. Sebab alasan utama yang paling mendasar dibentuknya NU adalah untuk membentengi aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah dari rongrongan faham-faham lain. Kerana pada masa itu tabaruk dan tawasul juga tahlilan sudah mulai terang-terangan dilarang dengan massif oleh dai-dai yang baru datang dari Saudi dan mengkaji hukum pun harus dari Al-Qur'an dan Hadits dan mengenyampingkan hasil ijtihad para ulama madzhab khususnya yang empat melalui kitab-kitab kuning. Larangan taqlid pun juga digalakkan.

Pada tahun 1920-an itu pula para peziaroh di makam-makam Wali Songo khususnya yang berada di Jawa Timur seperti; Sunan Ampel Surabaya, Sunan Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri Gresik, Sunan Bonang Tuban dan Sunan Drajat Lamongan. Belum lagi yang di Jawa Tengah seperti; Sunan Kali Jaga, Sunan Kudus dan Sunan Muria mulai dibatasi dan dijaga ketat oleh dai-dai dan masyarakat yang mulai terkena virus Wahhabisme bahkan tak jarang ada yang diusir dan dipukuli karena dianggap ramai-ramai melakukan kesyirikan. Begitupula Tahlilan, selamatan kandungan tujuh bulanan, perayaan maulid dan pembacaan manaqib serta burdahan dibubarkan karena dianggap mengamalkan kebid'ahan yang sesat, maka dari itulah para Ulama khos dan kyai-kyai sepuh pesantren di seluruh pulau Jawa mencoba untuk Bangkit (Nahdlah) untuk melawan dan mengatasi kesemena-menaan itu.

Mengapa aliran baru sempalan Islam yg bernama Wahhabi ini sangat kuat massif dan otoriter pada saat itu, ya mereka selain didukung dan dikerahkan oleh pemerintah Saudi yang bersekutu dengan Amerika yang notabene adalah sekutu bagi para penjajah dari Eropa seperti; Inggris dan Belanda yang juga punya kepentingan politik imperialisme, maka wajar mereka mendapat panggung leluasa karena biaya donatur dari para penjajah. Oleh karena itulah Ulama dan Masyarakat Nusantara bangkit melawan kediktatoran dan kekejaman penjajah untuk menjaga tanah air dan melestarikan aqidah - amaliah Ahlussunnah Wal Jamaah melalui fatwa para Kyai di pesantren kepada para Santri lalu dijadikan dasar dan pegangan di masyarakat untuk memperjuangkan aqidah dan negara dari perusakan aqidah Wahhabi dan penjajahan bangsa Eropa. Itulah berat dan sulitnya perjuangan NU di masa lalu.

Sebagai penutup saya kutip dawuh Hadrotussyaikh Hasyim Asy'ari:

" Siapa yang mau mengurusi NU, aku anggap sebagai santriku. Siapa yang jadi santriku, maka aku doakan husnul khatimah beserta keluarganya."

Dan Firman Allah SWT, Al-Qur'an Surat Yusuf : 108

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (108)

Katakanlah, "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujah yang nyata. Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.”

Salam Damai dan Sejahtera.
Dari Al-Faqir : Muhammad Arief Junaydi
Di Sungai Buloh, Selangor DE, Malaysia.
05 July 2019.

#BIN
#Balayudha_Islam_Nusantara


.

PALING DIMINATI

Back To Top