Bismillahirrohmaanirrohiim

PESAN MBAH SAHAL MAHFUDZ UNTUK NAHDLATUL ULAMA

PESAN MBAH SAHAL MAHFUDZ UNTUK NAHDLATUL ULAMA

NU sebagai جمعيّة دينيّة إجتماعيّة (organisasi keagamaan yang bersifat sosial) berkepentingan menjaga, membentengi, mengembangkan dan melestarikan ajaran Islam menurut pemahaman أهل السّنّة والجماعة di nusantara dan seluruh dunia secara umum. Pesan tersebut terus menerus diingatkan para Kiai dan sesepuh NU kepada para jamaah dan jamiyyah.

Almaghfurlah Kiai Sahal Mahfudz dalam setiap kesempatan menyampaikan tugas tersebut tidak mudah. Di tengah era keterbukaan yang memberi ruang sejumlah paham dan kelompok-kelompok keagamaan yang cenderung menggunakan kebebasan untuk mencaci dan menyesatkan (تضليل), bahkan mengkafirkan (تكفير) terhadap pihak lain. Perbedaan paham niscaya ada dalam tiap ajaran namun perlu disikapi dengan cara yang arif. Karena itu butuh sikap toleran (تسامح) dalam menyikapi perbedaan.

Beliau menukil ungkapan Al-Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i dalam kaitan ini:

مذهبنا صواب يحتمل الخطأ, و مذهب غيرنا خطأ يحتمل الصواب

"Pendapat saya benar namun mungkin mengandung kesalahan, pendapat orang lain salah meski mungkin juga ada benarnya."

Sebagian pengurus NU di berbagai tingkatan dan sejumlah daerah ada yang memperlakukan NU seolah partai politik (حِزْبٌ سِيَاسِيٌّ), yang bergerak pada tataran politik praktis alias politik kekuasaan. Politik kekuasaan yang lazim disebut politik praktis (سياسة سافلة) dilakukan oleh partai politik dan segenap warga negara, tidak terkecuali warga NU. Sebagai organisasi NU harus steril dari aktivitas politik semacam itu.

Kepedulian NU terhadap politik diwujudkan dalam peran politik tingkat tinggi (high politics/سياسة عالية سامية ), yakni politik kebangsaan, kerakyatan dan etika berpolitik. Politik kebangsaan berarti NU harus إستقامة dan proaktif mempertahankan NKRI sebagai wujud final negara bagi bangsa Indonesia. Politik kerakyatan antara lain bermakna NU harus aktif memberikan penyadaran tentang hak-hak dan kewajiban rakyat, melindungi dan membela siapapun dari perlakuan sewenang-wenang pihak manapun. Etika berpolitik harus selalu ditanamkan kepada kader, warga dan masyarakat agar kehidupan politik bermoral dan tidak menghalalkan segala cara.

Dengan menjaga NU untuk bergerak pada tataran politik tingkat tinggi inilah, jalinan persaudaraan di lingkungan warga NU (أخوّة نهضيّة) dapat terpelihara. Sebaliknya, manakala NU secara organisasi telah diseret ke pusaran politik praktis, أخوّة نهضيّة akan tercabik-cabik, karenanya نعوذ بالله من ذلك !

Maka catatan ini wajib mendapatkan tanggapan sungguh-sungguh sesuai dengan ketentuan AD/ART tentang larangan rangkap jabatan.

Kiranya inilah pesan dan arahan Mbah Sahal pada 6 - 8 September 2013 pembukaan Rapat Pleno PBNU di Kampus UNSIQ Universitas Sains Al Quran, Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah. Sumber mengenai catatan ini bisa diakses di berbagai media online sekitar 2013 - 2014.


.

PALING DIMINATI

Back To Top