Bismillahirrohmaanirrohiim

ABU HURAIRAH R.A. DAN SAYA (Oleh: Jum’an Basalim)

Suatu pagi saya melindas seekor kucing yang tidur dibawah mobil, mendengar jerit kesakitannya, melihat keempat kakinya bergetar sekarat sambil mengerang dan kemudian mati. Bangkainya saya buang ditempat
sampah dibelakang kantor. Sorenya mobil saya bertabrakan ringsek diperempatan samping warteg terkenal Warmo di Tebet.
Saat itu naluri saya merasa seperti diperingatkan: Nah lo... kan orang-orang sudah bilang! Saya tetap berpegang kepada akal sehat dan ketentuan Alloh meskipun kesan takhayul itu tidak segera hilang. Jangan-jangan
memang itu sebabnya. Hikmahnya saya menjadi lebih sopan dan tidak main lempar sandal terhadap hewan kesayangan rasul itu, yang gerak geriknya saja konon dapat meramal cuaca. Nama Abu Hurairah r.a. perawi
hadis yang terkenal itu artinya ’bapak kucing kecil’ karena beliau seorang penyayang hewan itu. Saya juga pernah mendengar ungkapan hubbul hiroh minal iman (mencintai kucing adalah sebagian dari iman) tetapi saya
tidak tahu sumbernya.

Menurut para penyayang kucing, seharusnya saya segera melepas baju yang saya kenakan saat itu sebagai ganti kain kafan dan menguburnya baik-baik sebagai tanda takziah. Menurut wartawan Republika Dyah Ratna
Meta Novi dalam blognya yang berjudul ”Kucing”, ihwal kucing dalam tradisi dunia Islam memang sudah lama ada dan mesra.

Sayapun membiarkan keponakan saya memberi makan kucing-kucing didepan pintu dapur setiap hari. Sering saya dengar dia menyuruh pembantunya membeli ikan cuek untuk makanan sekitar sepuluh ekor kucing
jamaahnya. Tetapi makin lama mereka makin merepotkan. Ada yang naik dan tidur diatas mobil, kukunya yang tajam meninggalkan bekas goresan. Bulunya juga berserakan. Membuang kotoran diatas pot tanaman
sekitar teras dan meyebarkan bau yang tidak sedap. Dan terakhir sudah beberapa kali terjadi, mereka berak diatas kap.

Bukan begini saya kira caranya menyayangi kucing. Mereka mempunyai dunia sendiri dan tahu dimana harus mencari makan dan dimana harus tidur, dan itu sudah mereka jalani sepanjang zaman. Tidak mengganggu
mereka saja cukup bagi kita. Kalau mau memelihara cukup satu ekor saja. Dan dirumah sudah ada Monci, kucing kesayangan yang kalau sakit dibawa kedokter, kandangnya dari konstruksi stainless steel dan makanannya
branded, tidak sembarangan.

Departemen Rekreasi Kanada melarang para turis memberikan makanan kepada angsa-angsa yang bebas berenang-renang didanau Wyandotte disana. Alasannya makanan yang diberikan yaitu remah-remah roti atau
sisa makanan apa saja, tidak sesuai dengan diet reguler angsa dan dapat membahayakan. Juga kebiasaan itu menumbuhkan ”beggar mentality” atau mental pengemis kepada angsa-angsa itu, menjadikan mereka selalu
mengejar-ngejar orang yang sedang berpiknik, mengganggu jalanan dan keselamatan.
Kucing-kucing dirumah saya bermental pengemis juga? Anda percaya? Kenapa tidak! Anggota DPR pun ada yang memiliki mental sperti itu, apalagi kucing.

Sayapun bertekad untuk menyingkirkan kucing-kucing yang telah menghina bahkan memberaki mobil tua kesayangan saya. Meskipun akhirnya berhasil, usaha itu tidak mudah. Terutama karena sponsornya menganggap
bahwa ritual memberi makan kucing itu merupakan fardu kifayah yang kalau dia tinggalkan berdosalah umat Islam se Tanah Abang. Katanya tindakan saya tidak Islami.


.

PALING DIMINATI

Back To Top