Bismillahirrohmaanirrohiim

Ba'alawi dan Sumenep

Oleh Nanal Ainal Fauz


Minggu lalu dari Sumenep Madura, saya lanjut ke Malang. Di Malang saya sowan beberapa ulama. Di antara destinasi pisowanan di Malang kali itu adalah Habib Bagir Mauladawileh yang umurnya kurang lebih 100 tahun. Beliau pernah ikut ngaji rutin kepada al-Quthb Habib Abu Bakar Assegaf Gresik.

Waktu sowan Habib Bagir Mauladawileh, saya diantar oleh Gus Yazid - Yayasan Alkaaf Jabung. Beliau meminta Habib Abdullah al-Jufri Bareng untuk turut mengantarkan pisowanan kami kepada Habib Bagir. Usai sowan saya diajak mampir sebentar ke rumah Habib Abdillah. Beliau memberi oleh-oleh sebuah kitab karya/kumpulan Habib Abdullah bin Hasan Maulakhelah Kidul Pasar Malang.

Antara lain pembahasan kitab ini:
1. Tercelanya pertikaian, apalagi antar saudara dan kawan.
2. Pentingnya dakwah mengajarkan sholat kepada murid, tetangga dan saudara.
3. Hal-hal yang perlu diketahui agar sholat kita sah. Seperti syarat dan rukun sholat.

Yang menarik, ada keterangan bahwa Habib Abdullah bin Hasan bin Abdurrahman Maulakhelah itu meski saat menulis tinggalnya di Malang, tapi beliau kelahiran Sumenep Madura pada bulan Shofar tahun 1291 H atau sekitar April 1874 M.

Memang, hubungan Sumenep dan Habaib Aal Ba'alawi pada 1870an sudah sangat bagus sekali. Bahkan jauh sebelum itu, ada seorang habib yang akhirnya terkenal sebagai bendaharanya para wali (KH. M. Utsman al-Ishaqi Surabaya hampir mewajibkan santri beliau untuk selalu hadir haul habib tersebut, agar ekonomi mereka mendapat keberkahan), dahulu lebih dari 20 tahun lamanya tinggal di Sumenep bersama Sultan Abdurrahman Pakunataningrat. Habib tersebut adalah Habib Syaikh bin Ahmad Bafaqih, atau yang terkenal sebagai Habib Syaikh Botoputih Surabaya.

Sultan Abdurrahman Pakunataningrat Sumenep selain sebagai sahabat Habib Syaikh Bafaqih, ternyata juga nyantri kepada beliau. Dengan demikian kita bisa mengatakan, bahwa KH. Sholeh Darat Semarang dan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat satu perguruan yang sama-sama berguru kepada Habib Syaikh Bafaqih. Hanya saja, KH. Sholeh Darat bergurunya saat Habib Syaikh di Semarang. Sedangkan Sultan Abdurrahman bergurunya saat Habib Syaikh di Sumenep.

Perlu diketahui bahwa KH. Sholeh Darat Semarang adalah salah satu guru utama Syaikh Muhammad Mahfudz Tremas. Syaikh Mahfudz Tremas adalah guru dari KH. Hasyim Asy'ari, KHR. Asnawi Kudus, KH. Abdul Wahhab Hasbullah, dan para ulama pendiri NU lainnya.


.

PALING DIMINATI

Back To Top