Bismillahirrohmaanirrohiim

Asmaulhusna (88) AL GHONIY (الغني) Maha Kaya

Oleh Najeh Abdul Hamid 

Allah Maha Kaya bukan karena Allah memiliki banyak harta. Emas, bumi, langit, alam semesta dan seluruh isinya memang milik Allah, memang ciptaan Allah, namun bukan sebab memiliki itu semua lalu Allah disebut Alghoniy (Maha Kaya).

Jika dianggap seperti itu, maka sebelum Allah menciptakan alam semesta berarti Allah masih miskin. Baru menjadi kaya setelah menciptakan semuanya. Ini makna yang salah.

Secara bahasa, kata "Ghoniy" artinya "tidak butuh". Lawan dari "faqir" yang artinya "butuh".

Jadi, Allah punya nama Alghoniy karena Allah tidak membutuhkan apapun dan siapa pun selain Dia. Allah sudah eksis (wujud : ada) dan sempurna sebelum segala sesuatu diciptakan olehNya. Allah tak butuh makhluk, tak butuh tempat, tak butuh apapun. Sekarang setelah makhluk tercipta, Allah tetap sama, tak butuh makhluknya.

Sedangkan makhluk, tidak ada yg punya sifat Alghniy yg artinya tidak butuh apapun. Setiap makhluk pasti punya kebutuhan, saling membutuhkan, dan butuh Allah sebagai pencipta dan pemelihara. Sehingga semua makhluk hakekatnya adalah miskin.
والله الغني وانتم الفقراء
(Lihat QS. Muhammad : 38)

Manusia disebut ghoniy (kaya) secara majazi (majas) saja, apabila kebutuhannya banyak yg terpenuhi. Sedangkan manusia yg kebutuhannya kurang terpenuhi disebut miskin.

Jadi, orang kaya bukanlah orang yg memiliki lebih banyak harta, tetapi orang yg kebutuhannya lebih tercukupi. Zaid yg gajinya 5jt tapi harus membiayai empat istri dan sembilan anak dengan kebutuhan minimal bulanan 7jt tentu tidak bisa dianggap lebih kaya dari pada Umar yg hidup sederhana dg gaji 2jt tapi bisa menyisakan tabungan haji 500 ribu perbulan. Maka untuk menjadi kaya raya njenengan tidak perlu mengejar banyak harta, cukup kurangi kebutuhan yg biasanya terdorong dari gaya hidup mewah ala selebriti tivi. 

Semakin banyak keinginan, pasti semakin besar kebutuhan, semakin kecil peluang tercukupi, semakin sering mengeluh, kurang bersyukur, pikiran mumet, jarang istirahat, pokoknya susah. Sebaliknya semakin neriman (qonaah), akan memperkecil kebutuhan, memperbesar peluang tercukupi, hingga rajin syukur, hidup santai. Karena itulah, "qonaah" (neriman) disebut sebagai kekayaan yg tak akan ada habisnya.
القناعة كنز لا تفنى

Seorang boss pengusaha yg aset hartanya terbanyak se Indonesia, akan lumrah disebut "mengemis" ketika ia sedang kampanye sebagai calon presiden. Sebab saat itu dia "butuh" kepada banyak orang. Mengemis di jalanan pun dilakoni untuk pencitraan. Sangat berbeda dengan  para ulama yg tidak butuh sanjungan, tak akan pernah ada kata mengemis, justru beliau didatangi masyakat diharap berkah ilmu dan doanya. Kenapa? Karena beliau beliau sudah hampir tak butuh kepada makhluk. Bahkan para waliyullah sama sekali tak butuh makhluk karena telah merasa cukup dengan perhatian Allah semata. Jika secara lahir masih terlihat kebutuhan beliau dicukupi dari tangan tangan orang yg sowan, itu sebenarnya hanyalah cara Allah untuk menundukkan makluk makhluknya, tunduk di bawah hamba pilihannya. 

Jadi orang terkaya di dunia adalah, orang yang merasa cukup dengan Allah hingga tak pernah melirik apa yg ada di tangan manusia. Tak pernah berharap kebaikan manusia juga tak pernah takut keburukan manusia.

اللهم اغننا بحلالك عن حرامك وبطاعتك عن معصيتك وبفضلك عمن سواك وبفضلك عمن سواك


.

PALING DIMINATI

Back To Top