Bismillahirrohmaanirrohiim

Al azhar

Oleh Muhammad Nuruddin 

Izinkan saya merepost tulisan yang saya dapat di salah satu group wa ini. Yang menulis ini bukan alumni al-Azhar. Saya sendiri nggak kenal. Tapi dia berusaha melihat penilaian secara objektif. Ingat ya. Kita mah nggak pernah nyinggung ranking kampus orang lain. Apalagi menjelek-jelekkan. Mereka aja yang responnya pada lebay. Diberi saran gitu doang tarikan kesimpulannya jadi kemana-mana. Tulisan ini mungkin ingin menanggapi komentar seseorang. Siapa lagi kalau bukan Luthfi, dan orang berinisial RA yang sudah menyimpulkan tulisan saya secara distortif itu.  Sambil menyinggung ranking kampus orang lain segala. Berikut isi tulisan lengkapnya. Monggo. 

MAJLIS TAKLIM AL-AZHAR

Al-Azhar dianggap majelis taklim? Dari sisi kualitas, al-Azhar telah menunjukkan makna ta'lim yang sesungguhnya. Yaitu pembelajaran yang menghasilkan pengajaran dan berujung kepada peradaban. Entah sudah berapa banyak karya ilmiah dan kontribusi pemikiran yang telah Al-Azhar kepada dunia Islam, dan juga umat manusia pada umumnya. 

Ta'lim atau proses pembelajaran di al-Azhar terbukti telah melahirkan banyak ilmuwan dalam kurun waktu 900 tahun lebih atau setara dengan usia Nabi Nuh alaihis salam. Dan orang yang melecehkan al-Azhar belum tentu bisa melahirkan prestasi yang sama bahkan untuk waktu kurang dari 20 tahun. 

Jika patokan keberhasilan pendidikan tinggi adalah WUR (World University Ranking), penilaian keberhasilan itu tidak saja dilihat dari konten pembelajaran. Masih banyak variabel yang digunakan sebagai dasar penilaian WUR; fasilitas belajar, struktur organisasi, produktivitas jurnal terindeks scopus, jumlah mahasiswa asing, frekuensi kehadiran dosen tamu luar negeri, kiprah alumni, foreign students exchange, dan kebijakan politik luar negeri dari negara tempat kampus itu berada. 

Peringkat yang diberikan oleh WUR, QS World atau yang semacamnya tidak bisa dijadikan sebagai ukuran bahwa kualitas pembelajaran sebuah perguruan tinggi itu bagus. Ada kampus dalam negeri yang melabeli dirinya sebagai world class university, namun kualitas berpikir kebanyakan dosen dan mahasiswanya tidak world class. Labeling sebagai world class university kampus itu lebih banyak terbantu oleh variabel-variabel administratif dan fasilitas ketimbang kualitas pengajaran. 

Al-Azhar memang tidak mau mengikuti standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh Barat. Tapi, Grand Syaikh al-Azhar, Syaikh Ahmad al-Thayyib sangat paham peta dan konfigurasi pemikiran Barat, selain fasih berbahasa Perancis, karena beliau meraih gelar doktor dari kampus tersulit di dunia, Sorborne Université. Beliau merupakan Grand Syaikh setelah Syaikh Jād ul-Haq Ali Jād ul-Haq yang fasih berbahasa Perancis. Dua nama itu, hanya sebagian dari banyak nama sarjana al-Azhar yang "berani" melawan hegemoni Barat di bidang pendidikan dan pemikiran. 

Keengganan al-Azhar mengikuti standar Barat di bidang pendidikan tinggi juga dilatarbelakangi oleh alasan historis dan tradisi pendidikan yang berjalan dalam waktu lama. Ketika para ratu dan raja Inggris masih merumuskan model pendidikan seperti apa yang akan dijalankan, al-Azhar sudah berdiri ratusan tahun sebelumnya. Silakan bandingkan tahun pendirian al-Azhar dengan Oxford University, Queen Marry University, Bologna University, Sorbörné Universite, Leiden Universiteit, atau Harvard University. 

Al-Azhar seperti ingin menegaskan kepada Barat bahwa yang ada lebih dahulu dan terbukti melahirkan produk unggulan, tidak mungkin mau diatur oleh yang datang belakangan. Jika Barat menyanggah bahwa mereka mempunyai metodologi riset yang lebih unggul, al-Azhar bisa menjawab bahwa mereka mempunyai dan menguasai manuskrip kuno yang menjadi dasar metodologi riset yang dikembangkan Barat. Al-Azhar berani berkompetisi dalam hal kekayaan intelektual dengan Barat. Entah berapa banyak naskah kuno mulai abad ke-3 Hijriyyah yang hingga masih tersimpan di al-Azhar dan belum dikaji untuk kemudian dipublikasikan.

Jika ada pertanyaan, kenapa al-Azhar tidak bisa tampil seperti kampus-kampus Barat seperti sekarang? Jawabannya adalah tidak stabilnya daya dukung politik dan ekonomi Mesir tempat al-Azhar berada. Sebagai negara yang dianggap bertalian langsung dengan kepentingan Israel, Mesir bisa dikatakan sebagai negara yang relatif stabil dengan dinamika politik. Kejayaan masa lalu al-Azhar tidak bisa dilepaskan dari dukungan rezim yang berkuasa. Sultan Shalahuddin al-Ayyubi memberikan dukungan finansial dan dukungan politik yang penuh kepada al-Azhar. Belum lagi dukungan dari penguasa-penguasa kerajaan muslim pada masa itu. Tapi bukan berarti kondisi al-Azhar sedang morat marit. Kendatipun berada di tengah situasi yang relatif stabil, al-Azhar masih mampu memberikan beasiswa kepada banyak mahasiswanya. Ini berbeda dengan kampus-kampus dalam negeri yang berlevel dunia namun menarik biaya kuliah selangit, bahkan nyaris membuat miskin keluarga mahasiswanya. Dengan kata lain, dalam situasi makro Mesir yang relatif stabil saja al-Azhar masih sanggup memberi beasiswa, bagaimana jika kondisi makro Mesir benar-benar mapan? 

Melecehkan nama besar al-Azhar dengan menganggapnya sama seperti majelis taklim ibu-ibu atau bapak-bapak di Indonesia, itu seperti menepuk air terpercik muka sendiri. Orang-orang yang merasa dirinya "ngopen minded" itu lupa bahwa mereka juga mendapat panggung karena mengutip karya-karya para ulama alumni al-Azhar. Artinya, gelar Ph.D yang mereka dapat dari kampus-kampus Barat itu diraih dengan memanipulasi pendapat para ulama alumni al-Azhar, yang mereka sangka menyetujui pandangan liberal mereka. Dan setelah gelar Ph.D itu didapat mereka berbalik mengolok-olok al-Azhar yang telah melahirkan para ulama itu...WTF!!!

Meskipun bukan bagian dari alumni al-Azhar, saya tetap bangga dengan Ka'bah ilmu dunia Islam. Apapun yang dikatakan orang, kiblat keilmuan dunia Islam adalah al-Azhar...

 اذا كان كعبة العبادة بمكة المكرّمة فكعبة العلوم بالأزهر المحروس

=*=*=*=*=*=*=*=*=*

**Ditulis oleh DR. KH. Abdi Kurnia Djohan di link FB-nya
_(Penulis adalah dosen UI dan bukan lulusan Al-Azhar)_

https://www.facebook.com/100058247550390/posts/411761534108762/


.

PALING DIMINATI

Back To Top