Bismillahirrohmaanirrohiim

HARGA DIRIKU DI KERAH BAJUKU

Oleh: Jum’an Basalim

Nasib saya memang kurang beruntung dalam ihwal berbusana. Mungkin struktur dan profil tubuh saya kurang standar sehingga baju dan celana siap pakai yang dijual ditoko tidak ada yang cocok untuk dibeli. Jadi saya selalu menjahitkan bahan. Celakanya saya hanya menemukan satu penjahit murahan yang dapat memotong celana dan baju saya yang enak dipakai. Ditambah lagi saya tidak pernah punya pembantu rumah yang dapat menyetrika dengan rapih. Setiap ganti PRT, hasil kerja mereka yang pertama adalah merusak kenyamanan saya berpakaian. Disetrikanya kerah baju saya demikian rupa hingga tidak berbentuk lagi. Dengan kerah seperti itu muka saya nampak seperti orang tidak berpendidikan didepan cermin. Diperlakukannya seperti kerah baju petani atau nelayan yang tidak butuh kenecisan. Garis lipatan berubah-ubah, bertumpuk tidak jelas. Mereka hanya menyetrika bagian-bagian yang mudah saja, sedangkan lipatan, batas-batas jahitan dan bagian disekitar kancing dan leher tidak dijamah dibiarkan saja tetap mengkerut. Karena saya selalu mengidamkan pakaian yang rapih, akibatnya saya selalu merasa kurang pede dan terus menerus frustrasi. Berbeda sekali dengan nasib kakak saya; baju dan celanya bagus-bagus bahan, potongan dan setrikaannya. Sudah hampir setahun dipakai kerah dan lipatannya masih seperti baru. Senang rasanya ketika sekali-sekali meminjam baju kakak saya. Pesuruh dikantor, kerahnya juga tegak berwibawa, tak ada bagian bajunya yang lusuh. Lipatan celananya tajam dan lurus tepat ditengah, ikat penggangnyapun menambah gaya. “Siapa yang menyetrika bajunya Pak?” tanya saya. “Istri saya Pak, memangnya kenapa?” “Enggak! Penasaran saja….rapih sekali!”

Pakaian tentu bukan andalan untuk menopang kepercayaan diri tapi sebagai pemoles ada jugalah pengaruhnya. Jika anda seorang yang cukup percaya diri anda tidak akan terlalu terpengaruh oleh pakaian yang anda kenakan, tetapi bagi mereka yang memang kurang pede penampilan akan sangat mendongkrak kepercayaan diri mereka. Bukannya anda tak perlu mempedulikan pakaian, tetapi tanpa baju mahalpun anda tetap merasa berharga. Orang seperti anda dapat memilih pakaian sekehendak hati sesuai dengan selera anda sementara mereka yang merasa inferior cenderung memilih pakaian sesuai dengan kesukaan orang lain. Dibayangkannya orang-orang disekitarnya mencemoohkan penampilannya dan menghina pakaiannya yang kurang trendy. Padahal mungkin hanya satu dari seratus orang yang berpikir begitu. Bahkan tak seorangpun mungkin.

Michael Foot, politisi dan mantan Ketua Partai Buruh Inggris di masa lalu, termasuk orang yang juga bernasib sial dalam hal berbusana. Pada suatu upacara nasional ia meletakkan karangan bunga mewakili partainya dibawah tugu peringatan Perang Dunia dengan mengenakan jaket hitam pendek yang menyolok karena berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya yang mengenakan mantel hitam panjang yang resmi. Iapun menjadi ejekan banyak orang karena dianggap lebih mirip seorang kuli kasar daripada seorang pemimpin partai. Padahal belakangan diketahui bahwa jaket yang dipakainya adalah sebuah mantel pendek baru yang dibelikan oleh isterinya dengan harga cukup mahal, yang tidak sepantasnya dicemoohkan. Bahkan Ibu Suri memujinya dengan mengatakan bahwa pakaiannya itu cocok untuk suasana hari itu. Tapi memang Michael Foot mempunyai gaya berjalan, postur dan perawakan yang nampak lusuh. Apapun yang dipakainya tidak membuatnya tampak seperti seorang negarawan atau pemimpin yang berwibawa; tetapi begitu ia berpidato orang tahu bahwa ia adalah satu diantara orator terbesar Kerajaan Inggris. Ia tentu saja sangat percaya diri meskipun dalam hal busana   ia bernasib lain.

Bagi saya mengenakan pakaian yang benar-benar “sreg” dan rapih memang terbukti meningkatkan rasa percaya diri. Setrikaan yang tidak licin dengan kerah lusuh dan lipatan celana yang tidak simetris membuat rasa diri mudah goyah dan wajah kurang nampak berbinar. Walhasil pakaian yang cocok dan menyenangkan menjadikan kita lebih pede dan bergairah. Meskipun itulah idaman saya yang tak pernah terpenuhi


.

PALING DIMINATI

Back To Top