Bismillahirrohmaanirrohiim

FADAK DAN FATIMAH AZ-ZAHRA


Disebutkan di dalam kitab Bukhari dan Muslim :
 عن عَائِشَةَ  أَنَّ فَاطِمَةَ وَالْعَبَّاسَ عَلَيْهِمَا السَّلَام أَتَيَا أَبَا بَكْرٍ يَلْتَمِسَانِ مِيرَاثَهُمَا من رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُمَا حِينَئِذٍ يَطْلُبَانِ أَرْضَيْهِمَا من فَدَكَ وَسَهْمَهُمَا من خَيْبَرَ فقال لَهُمَا أبو بَكْرٍ سمعت رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يقول لَا نُورَثُ ما تَرَكْنَا صَدَقَةٌ إنما يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ من هذا الْمَالِ قال أبو بَكْرٍ والله لَا أَدَعُ أَمْرًا رأيت رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَصْنَعُهُ فيه إلا صَنَعْتُهُ قال فَهَجَرَتْهُ فَاطِمَةُ فلم تُكَلِّمْهُ حتى مَاتَتْ  ) البخاري  (

Dari Aisyah, Bahwasanya Fatimah dan Abbas as, mendatangi Abu Bakar keduanya meminta hak warisan mereka dari Rasulullah saw, ketika itu mereka meminta  tanah mereka dari Fadak dan bagian mereka dari Khaibar, kemudian Abu Bakar berkata kepada mereka “Aku mendengar Rasulullah saw berkata : kami tidak mewariskan, apa-apa yang kami tinggalkan adalah sedekah, hanya saja keluarga Muhammad makan dari harta ini”, berkata Abu Bakar “Demi Allah aku tidak meninggalkan satu hal yang aku lihat Rasulullah saw mengerjakannya kecuali aku kerjakan juga”, maka Sayidatuna Fatimah menjauhi Abu Bakar dan tidak berbicara dengannya sampai wafatnya ”.         (HR Bukhari )
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Sayidatuna Fatimah marah dan tidak berbicara dengan Abu Bakar sampai wafatnya karena peristiwa ini. (1)

Syubhat  
Rasulullah saw pernah bersabda :
فَاطِمَةُ بِضْعَةٌ مِنِّي فَمَنْ أَغْضَبَهَا أَغْضَبَنِي  ) البخاري(
Fatimah adalah bagian dariku, maka siapa saja yang membuatnya marah berarti telah membuat aku marah ” (HR  Bukhari) (2)
Dengan penolakan ini, Abu Bakar telah membuat marah Sayidatuna Fatimah, secara tidak langsung ini berarti Dia telah membuat Rasulullah marah kepadanya. Lagipula Alasan yang diajukan Abu  Bakar dalam penolakannya, yaitu bahwa para Rasul tidak mewariskan hartanya, bertentangan dengan ayat-ayat Al Quran, seperti ayat :
وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ [النمل : 16[
“ Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud” (QS An Naml : 16)
Atau ayat mengenai doa Nabi Zakariya :
فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا  [مريم : 5 ، 6[
“ Maka anugerahilah Aku dari sisi Engkau seorang putera (5) Yang akan mewarisi Aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai". ( QS Maryam : 5,6)

Kami Menjawab

Para nabi tidak mewariskan 
Yang  disampaikan Abu Bakar dalam penolakannya adalah sebuah hadits dari Rasulullah saw :
سمعت رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يقول لَا نُورَثُ ما تَرَكْنَا صَدَقَةٌ
Aku mendengar Rasulullah saw besabda “Sesungguhnya kami tidak mewariskan, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah”.
Hadits ini adalah hadits shohih yang memiliki banyak riwayat pendukung, dan Diakui oleh para sahabat, termasuk didalamnya Sayidina Ali dan Sayidina Abbas(3).  

Adapun mengenai ayat-ayat dalam Alquran yang mereka sampaikan, itu memang benar bahwa beberapa Nabi mewarisi Nabi yang lain akan tetapi mewarisi apa???. Karena harus kita fahami bahwa tidak semua kata waris dalam Alquran selalu dikonotasikan dengan harta, banyak ayat-ayat yang disitu disebutkan kata waris akan tetapi tidak ada kaitan sama sekali dengan masalah harta, seperti dalam ayat :

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ] فاطر: 32[
Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami (QS Fathir : 32)
Dalam ayat ini dikatakan bahwa Allah mewariskan kitab kepada orang yang terpilih,  padahal kitab bukanlah harta, begitu juga dengan ayat :

تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيًّا (63) [مريم : 63[
“ Itulah surga yang akan kami wariskan kepada hamba-hamba kami yang selalu bertakwa.” (Maryam : 63)
Rasulullah juga  pernah bersabda :
إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ )ابن ماجه(
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi” (HR Ibnu Majah)(4)
Dalam hadits ini Rasulullah mengatakan ulama sebagai pewaris nabi dan jelas bahwa ulama tidak mendapatkan sepeserpun dari harta Rasulullah, yang mereka dapatkan dari Beliau hanyalah ilmu.
Begitupula dengan ayat-ayat yang  mereka sampaikan, meski di situ disebutkan mengenai waris akan tetapi yang dimaksud bukanlah warisan harta. Dalam ayat :
وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ [النمل : 16[
“ Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud” (QS An Naml : 16)
Para mufasirin mengatakan bahwa yang diwarisi dalam ayat ini bukanlah harta akan tetapi kenabian, ilmu dan kerajaan. Karena jika yang dimaksud adalah harta seharusnya bukan hanya Nabi Sulaiman yang disebutkan mewarisi Nabi Dawud, karena di samping Nabi Sulaiman,  Nabi Dawud memiliki sembilan belas putra laki-laki. Kenapa mereka tidak disebutkan dalam ayat ini ?(5)
Dan inilah pula yang dimohon oleh Nabi Zakariya dalam doanya   :
فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا  [مريم : 5 ، 6[
“ Maka anugerahilah Aku dari sisi Engkau seorang putera (5) Yang akan mewarisi Aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai". ( QS Maryam : 5,6)
Yang dimaksud Nabi Zakariya adalah pewaris dalam kenabiannya dan kenabian leluhurnya yang berasal dari keturunan Ya`kub(6).

Apa yang diminta Sayidatuna Fatimah
Sebenarnya yang diminta oleh Sayidatuna Fatimah kepada Abu Bakar adalah hak pengelolaan Tanah Fadak yang sebelumnya berada di bawah pengawasan Rasulullah. Sayidatuna Fatimah ingin meneruskan jejak Ayahnya dalam mengelola tanah Fadak dan menyalurkan hasil tanah tersebut bagi kaum muslimin sebagaimana yang dilakukan Rasulullah semasa hidupnya. Begitu besar keinginan Sayidatuna Fatimah akan hal ini sehingga Beliau merasa sangat kecewa ketika Abu Bakar menolaknya.

Pendapat ini dikuatkan dengan apa yang dilakukan Sayidina Ali dengan tanah Fadak. Sayidina Ali mengelola tanah Fadak sebagaimana Abu Bakar mengelolanya setelah  Sayidina Umar menyerahkan kepengurusan Tanah Fadak kepada beliau, Begitu juga ketika Sayidina Ali menjadi khalifah, beliau tidak memberikan tanah Fadak kepada putra-putra Sayidatuna Fatimah sebagai warisan Rasulullah, akan tetapi beliau mengelolanya untuk sedekah kaum muslim, begitulah juga yang dilakukan oleh Sayidina Hasan, Husain dan Ali zainal Abidin, mereka semuanya memperlakukan tanah tersebut sebagai sedekah Rasulullah, bukan untuk kepentingan pribadi, ini karena mereka mengerti bahwa yang dituntut Sayidatuna Fatimah adalah kepengurusan tanah Fadak untuk sedekah kaum muslim, bukan untuk kepentingan pribadinya(7).
Jika Sayidatuna Fatimah meminta Fadak hanya untuk kepentingan pribadinya sendiri, mengapa Sayidatuna Fatimah hanya meminta bagiannya dari tanah Fadak dan Khaibar dan tidak meminta peninggalan Rasulullah lainnya?.

Marahnya  Fatimah
Setelah Abu Bakar menolak permintaannya, Sayidatuna Fatimah sebagaimana manusia biasa tentunya merasa kecewa, akan tetapi Dia tidak bisa berbuat apa-apa karena hujjah yang dikatakan Abu Bakar adalah perkataan Ayahnya sendiri, maka Ia meninggalkan Abu Bakar dan sejak saat itu beliau tidak pernah lagi berbicara dengan Abu Bakar hingga wafatnya, Inilah yang dikatakan sebagian perawi hadits dengan ungkapan :

فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَهَجَرَتْ أَبَا بَكْرٍ فلم تَزَلْ مُهَاجِرَتَهُ حتى تُوُفِّيَتْ
“Maka Fatimah putri Rasulullah saw marah dan menjauhi Abu Bakar sampai wafatnya”
Sebenarnya tidak aneh jika Sayidatuna Fatimah tidak berbicara dengan Abu Bakar setelah peristiwa itu hingga wafatnya, yaitu ± 6 bulan setelah wafat rasulullah, Karena ajaran islam memang melarang wanita untuk berbicara dengan laki-laki yang bukan mahram kecuali jika ada hajat, dan jika selama enam bulan itu Sayidatuna Fatimah tidak memiliki hajat dengan Abu Bakar, dan Abu Bakar sibuk dengan urusan pemerintahannya, maka apa yang perlu dipermasalahkan.
Sedangkan mengenai hadits :

فَاطِمَةُ بِضْعَةٌ مِنِّي فَمَنْ أَغْضَبَهَا أَغْضَبَنِي  ) البخاري(
Fatimah adalah bagian dariku, maka siapa saja yang membuatnya marah berarti telah membuat aku marah ” (HR  Bukhari)

Dalam hadits ini Rasulullah ingin menunjukkan ketinggian derajat Sayidatuna Fatimah disisinya, ini bukan berarti bahwa semua bentuk kemarahan Sayidatuna Fatimah berarti juga kemarahan Rasulullah saw, karena Sayidatuna Fatimah adalah manusia biasa yang memiliki sifat kemanusiaan seperti manusia lainnya, diantaranya adalah marah, Rasulullah sendiri pernah marah. Marah yang dimaksud di sini adalah marah karena kedzoliman atau syariat. Sedangkan Abu Bakar jelas tidak mendzolimi Sayidatuna Fatimah, karena yang dilakukan Abu Bakar hanyalah sikap dalam mempertahankan syariat sesuai dengan ijtihad beliau yang diambil berdasar hadits yang didengar dari Rasulullah saw.

Apalagi telah datang sebuah riwayat yang menyatakan bahwa pada akhirnya, Sayidatuna Fatimah meridhai Sayidina Abu Bakar setelah Abu Bakar datang meminta keridhaannya :

عن الشعبي قال  لما مرضت فاطمة رضي الله عنها أتاها أبو بكر الصديق رضي الله عنه فاستأذن عليها فقال علي رضي الله عنه يا فاطمة هذا أبو بكر يستأذن عليك فقالت أتحب أن آذن له قال نعم فأذنت له فدخل عليها يترضاها وقال والله ما تركت الدار والمال والأهل والعشيرة إلا ابتغاء مرضاة الله ومرضاة رسوله ومرضاتكم أهل البيت ثم ترضاها حتى رضيت هذا مرسل حسن بإسناد صحيح 
Dari Sya`bi berkata, “Ketika Fatimah ra sakit, Abu Bakar ra mendatanginya kemudian meminta idzin untuk menemuinya, maka Ali ra berkata “Wahai Fatimah, ini Abu Bakar meminta idzin untuk menemuimu” Maka Fatimah ra berkata “Apakah kamu senang jika aku mengidzinkannya” Berkata Ali ra “ Iya” maka Fatimah pun mengijinkannya, kemudian Abu bakar menemui Fatimah untuk meminta keridhaannya dan berkata “ demi Allah aku tidak meninggalkan rumah, harta, istri  dan harta kecuali untuk mengharapkan keridhaan Allah, Rasulnya dan keridhaan kalian wahai Ahlul bait, kemudian Abu Bakar meminta keridhaannya dan Fatimah pun meridhainya

Adapun mengenai pemakaman Sayidatuna Fatimah yang dilakukan di malam hari, ini memang keinginan sayidatuna Fatimah sendiri karena Beliau adalah wanita yang sangat menjaga diri sehingga tak ingin jasadnya dilihat oleh banyak orang. Sedangkan mengenai katidak hadiran Abu Bakar dalam pemakaman ini bukanlah merupakan hal aneh mungkin saja beliau memang tidak tahu mengenai wafatnya Sayidatuna Fatimah, sedangkan Sayidina Ali menganggap bahwa Sayidina Abu Bakar sudah mengetahuinya (8).

Jika kita renungkan, sebenarnya kejadian ini merupakan cobaan bagi kita semua dalam menghormati sahabat, Allah menguji rasa hormat kita kepada sahabat dengan peristiwa ini, mereka yang memandang dengan hati yang bersih tanpa campur tangan kepentingan akan menemukan bahwa baik Sayidina Abu Bakar maupun Sayidatuna Fatimah telah melakukan hal yang memang patut dilakukan oleh mereka, Sayidatuna Fatimah yang belum mengetahui bahwa para nabi tidak mewarisi, menuntut haknya dari fadak untuk dikelola seperti Rasulullah mengelolanya, sedangkan Abu Bakar yang telah mengetahui hal ini dengan hormat menolak permintaan ini, oleh karena itu Imam Zaid bin ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib pernah berkata :
أما أنا فلو كنت مكان أبي بكر رضي الله عنه لحكمت بمثل ما حكم به أبو بكر رضي الله عنه في فدك 
“Jika aku berada di posisi Abu Bakar ra tentu aku akan memutuskan dalam masalah fadak seperti apa yang diputuskan Abu Bakar ra ” (HR Baihaqi) (9)

Referensi
 (1)صحيح البخاري - (6 / 2474) 
حدثنا عبد اللَّهِ بن مُحَمَّدٍ حدثنا هِشَامٌ أخبرنا مَعْمَرٌ عن الزُّهْرِيِّ عن عُرْوَةَ عن عَائِشَةَ  أَنَّ فَاطِمَةَ وَالْعَبَّاسَ عَلَيْهِمَا السَّلَام أَتَيَا أَبَا بَكْرٍ يَلْتَمِسَانِ مِيرَاثَهُمَا من رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُمَا حِينَئِذٍ يَطْلُبَانِ أَرْضَيْهِمَا من فَدَكَ وَسَهْمَهُمَا من خَيْبَرَ فقال لَهُمَا أبو بَكْرٍ سمعت رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يقول لَا نُورَثُ ما تَرَكْنَا صَدَقَةٌ إنما يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ من هذا الْمَالِ قال أبو بَكْرٍ والله لَا أَدَعُ أَمْرًا رأيت رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَصْنَعُهُ فيه إلا صَنَعْتُهُ قال فَهَجَرَتْهُ فَاطِمَةُ فلم تُكَلِّمْهُ حتى مَاتَتْ
صحيح البخاري - (3 / 1126) 
2926 حدثنا عبد الْعَزِيزِ بن عبد اللَّهِ حدثنا إِبْرَاهِيمُ بن سَعْدٍ عن صَالِحٍ عن بن شِهَابٍ قال أخبرني عُرْوَةُ بن الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ رضي الله عنها أَخْبَرَتْهُ  أَنَّ فَاطِمَةَ عليها السَّلَام ابْنَةَ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم سَأَلَتْ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ بَعْدَ وَفَاةِ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَقْسِمَ لها مِيرَاثَهَا ما تَرَكَ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مِمَّا أَفَاءَ الله عليه فقال أبو بَكْرٍ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قال لَا نُورَثُ ما تَرَكْنَا صَدَقَةٌ فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَهَجَرَتْ أَبَا بَكْرٍ فلم تَزَلْ مُهَاجِرَتَهُ حتى تُوُفِّيَتْ وَعَاشَتْ بَعْدَ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم سِتَّةَ أَشْهُرٍ قالت وَكَانَتْ فَاطِمَةُ تَسْأَلُ أَبَا بَكْرٍ نَصِيبَهَا مِمَّا تَرَكَ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم من خَيْبَرَ وَفَدَكٍ وَصَدَقَتَهُ بِالْمَدِينَةِ فَأَبَى أبو بَكْرٍ عليها ذلك وقال لَسْتُ تَارِكًا شيئا كان رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَعْمَلُ بِهِ إلا عَمِلْتُ بِهِ فَإِنِّي أَخْشَى إن تَرَكْتُ شيئا من أَمْرِهِ أَنْ أَزِيغَ فَأَمَّا صَدَقَتُهُ بِالْمَدِينَةِ فَدَفَعَهَا عُمَرُ إلى عَلِيٍّ وَعَبَّاسٍ وَأَمَّا خَيْبَرُ وَفَدَكٌ فَأَمْسَكَهَا عُمَرُ وقال هُمَا صَدَقَةُ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَتَا لِحُقُوقِهِ التي تَعْرُوهُ وَنَوَائِبِهِ وَأَمْرُهُمَا إلى من وَلِيَ الْأَمْرَ قال فَهُمَا على ذلك إلى الْيَوْمِ

 (2)صحيح البخاري - (3 / 1374(                                                 
3556 حدثنا أبو الْوَلِيدِ حدثنا بن عُيَيْنَةَ عن عَمْرِو بن دِينَارٍ عن بن أبي مُلَيْكَةَ عن الْمِسْوَرِ بن مَخْرَمَةَ رضي الله عنهما أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قال  فَاطِمَةُ بِضْعَةٌ مِنِّي فَمَنْ أَغْضَبَهَا أَغْضَبَنِي

 (3)البدر المنير - (7 / 314) 
الحديث الرابع  قال الرافعي  بعد أن قرر أن سهم الرسول ( هو الخُمْس من الفيء ، وأن هذا السهم كان له يعزل منه نفقة أهله ، وما فضل جعله في الكراع كما سلف : لم يكن رسول الله ( يملكه ، ولا ينتقل منه إلى غيره إرثًا ، بل ما يملكه الأنبياء - عليهم السلام - لا يورَّث عنهم ، كما اشتهر في الخبر . هذا الحديث صحيح أخرجه الشيخان في صحيحيهمامن طرق :  أحدها : عن أبي بكر الصدِّيق رضي الله عنه عن النبي  قال : لا نُورَّث ، ما تركناه صدقةً .  ولابن حبان في صحيحه  إنا لا نُورَّث ، ما تركنا صدقةً. وللترمذي في  غير جامعه بإسنادٍ على شرط مسلم ، عن عُمر عن أبي بكر ، رفعه : إنا معاشر الأنبياء لا نورَّث ، ما تركناه صدقة. ولأحمدعن أبي بكر ، رفعه : أن النبيَّ  لا يورَّث ، وإنما ميراثه في فقراء المسلمين والمساكين.  ثانيها : عن عُمر : أنه قال لعثمان وعَبْدِ الرحمن بن عوف والزبيرِ وسعد وعلي والعباس : أُنْشِدُكُمْ بالله الذي تقوم السموات والأرض بأمره ؛ أتعلمون أن رسول الله  قال : لا نورَّث ، ما تركنا صدقةً ؟ قالوا : نعم  وللنسائي في سننه الكبرى من حديث سفيان ، عن عَمرو بن دينار ، عن الزهري ، عن مالك بن أوس ( بن الحدثان ) قال : قال عمر لعبد الرحمن وسعد وعثمان وطلحة والزبير : أنشِدُكم بالله الذي قامت ( له ) السموات والأرض ، سمعتم النبيَّ  يقول : إنا معشر الأنبياء لا نورَّث ، ما تركنا ( فهو ) صدقةً ؟ قالوا : اللهم نعَمْ.  ثالثها : عن عائشة رضي الله عنها : أن أزواج النبي  حين تُوفِّي أردن أن يَبْعَثْنَ عثمانَ إلى أبي بكر يسألنه ميراثهن ، فقالت عائشة : أليس قال النبي: لا نورَّث ، ما تركنا صدقةً  رابعها : عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله لا يقتسم ورثتي دينارًا ، ما تركتُ بَعْدَ نفقة نسائي ومؤنة عاملي فهو صدقة  وفي رواية لأحمد: ولا درهمًا. ولأحمد ، والترمذي (7 / 316)وصحَّحه عن أبي هريرة : أن فاطمة قالت لأبي بكر : مَنْ يرثكَ إذا مت ؟ قال : ولدي وأهلي . قالت : فما لنا لا نَرِثُ النبيَّ  ؟ قال : سمعتُ النبيَّ  يقول : لا نورَّث ، ولكن أعول مَنْ كان رسول الله  يعول ، وأنفق على مَنْ كان رسول الله ينفق عليه.

(4)سنن ابن ماجه - (ج 1 / ص 81) 
 - حدثنا نصر بن علي الجهضمي . حدثنا عبد الله بن داود عن عاصم بن رجاء بن حيوة عن داود بن جميل عن كثير بن قيس قال : - كنت جالسا عند أبي الدرداء في مسجد دمشق . فأتاه رجل فقال يا أبا الدرداء أتيتك من المدينة مدينة رسول الله صلى الله عليه و سلم لحديث بلغني أنك تحديث به عن النبي صلى الله عليه و سلم . قال فما جاء بك تجارة ؟ قال لا . قال لا . قال ولا جاء بك غيره ؟ قال لا . قال فإني سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول ( من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة . وإن الملائكة لتضع أجنحتها رضا لطالب العلم . وإن طالب العلم يستغفر له من في السماء والأرض . حتى الحيتان في الماء . وإن فضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب . أن العلماء ورثة الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما . إنما ورثوا العلم . فمن أخذه أخذ بحظ وافر )
 (5)تفسير البغوي - (ج 6 / ص 148) 
{ وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ } نبوته وعلمه وملكه دون سائر أولاده  وكان لداود تسعة عشر ابنًا، وأعطي سليمان ما أعطي داود من الملك، وزيد له تسخير الريح وتسخير الشياطين. قال مقاتل: كان سليمان أعظم ملكًا من داود وأقضى منه، وكان داود أشد تعبدًا من سليمان، وكان سليمان شاكرًا لنعم الله تعالى.
تفسير ابن كثير - (ج 6 / ص 182) 
وقوله: { وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ } أي: في الملك والنبوة، وليس المراد وراثَةَ المال؛ إذ لو كان كذلك لم يخص سليمان وحده من بين سائر أولاد داود، فإنه قد كان لداود مائةُ امرأة. ولكن المراد بذلك وراثةُ الملك والنبوة؛ فإن الأنبياء لا تورث أموالهم، كما أخبر بذلك رسول الله صلى الله عليه وسلم [في قوله] : نحن معشر الأنبياء لا نورث، ما تركناه صدقة

 (6)تفسير ابن كثير - (ج 5 / ص 212) 
الثالث: أنه قد ثبت في الصحيحين من غير وجه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "لا نُورَث، ما ركنا فهو صدقة"  وفي رواية عند الترمذي بإسناد صحيح: "نحن معشر الأنبياء لا نورث"  وعلى  هذا فتعين حمل قوله: { فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا * يَرِثُنِي } على ميراث النبوة؛ ولهذا قال: { وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ } ، كما قال تعالى: { وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ } [ النمل : 16 ] أي: في النبوة؛ إذ لو كان في المال لما خصه من بين إخوته بذلك، ولما كان في الإخبار بذلك كبير فائدة، إذ من المعلوم المستقر في جميع الشرائع والملل أن الولد يرث أباه، فلولا أنها وراثة خاصة لما أخبر بها، وكل هذا يقرره ويثبته (4) ما صح في الحديث: "نحن معاشر الأنبياء لا نورث، ما تركنا فهو صدقة".
تفسير الجلالين - (ج 5 / ص 255) 
{ يَرِثُنِى } بالجزم : جواب الأمر ، وبالرفع صفة ولياً { وَيَرِثُ } بالوجهين { مِنْ ءَالِ يَعْقُوبَ } جدّي : العلم والنبوة { واجعله رَبِّ رَضِيّاً } أي : مرضياً عندك .

 (7)التفسير الكبير - (29 / 247) 
 أن هذه الآية ما نزلت في قرى بني النضير لأنهم أوجفوا عليهم بالخيل والركاب وحاصرهم رسول الله صلى الله عليه وسلم والمسلمون بل هو في فدك ، وذلك لأن أهل فدك انجلوا عنه فصارت تلك القرى والأموال في يد الرسول عليه السلام من غير حرب فكان عليه الصلاة والسلام يأخذ من غلة فدك نفقته ونفقة من يعوله ، ويجعل الباقي في السلاح والكراع ، فلما مات ادعت فاطمة عليها السلام أنه كان ينحلها فدكا ، فقال أبو بكر : أنت أعز الناس علي فقراً ، وأحبهم إلي غنى ، لكني لا أعرف صحة قولك ، ولا يجوز أن أحكم بذلك ، فشهد لها أم أيمن ومولى للرسول عليه السلام ، فطلب منها أبو بكر الشاهد الذي يجوز قبول شهادته في الشرع فلم يكن ، فأجرى أبو بكر ذلك على ما كان يجريه الرسول صلى الله عليه وسلم ينفق منه على من كان ينفق عليه الرسول ، ويجعل ما يبقى في السلاح والكراع ، وكذلك عمر جعله في يد علي ليجريه على هذا المجرى ، ورد ذلك في آخر عهد عمر إلى عمر ، وقال : إن بنا غنى وبالمسلمين حاجة إليه .
صحيح البخاري - (4 / 1479) 
3809 حدثنا أبو الْيَمَانِ أخبرنا شُعَيْبٌ عن الزُّهْرِيِّ قال أخبرني مَالِكُ بن أَوْسِ بن الْحَدَثَانِ النضري  أَنَّ عُمَرَ بن الْخَطَّابِ رضي الله عنه دَعَاهُ إِذْ جَاءَهُ حَاجِبُهُ يَرْفَا فقال هل لك في عُثْمَانَ وَعَبْدِ الرحمن وَالزُّبَيْرِ وَسَعْدٍ يَسْتَأْذِنُونَ فقال نعم فَأَدْخِلْهُمْ فَلَبِثَ قَلِيلًا ثُمَّ جاء فقال هل لك في عَبَّاسٍ وَعَلِيٍّ يَسْتَأْذِنَانِ قال نعم فلما دَخَلَا قال عَبَّاسٌ يا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أقض بَيْنِي وَبَيْنَ هذا وَهُمَا يَخْتَصِمَانِ في الذي أَفَاءَ الله على رَسُولِهِ صلى الله عليه وسلم من بَنِي النَّضِيرِ فَاسْتَبَّ عَلِيٌّ وَعَبَّاسٌ فقال الرَّهْطُ يا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ اقْضِ بَيْنَهُمَا وَأَرِحْ أَحَدَهُمَا من الْآخَرِ فقال عُمَرُ اتَّئِدُوا أَنْشُدُكُمْ بِاللَّهِ الذي بِإِذْنِهِ تَقُومُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ هل تَعْلَمُونَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قال لَا نُورَثُ ما تَرَكْنَا صَدَقَةٌ يُرِيدُ بِذَلِكَ نَفْسَهُ قالوا قد قال ذلك فَأَقْبَلَ عُمَرُ على عَبَّاسٍ وَعَلِيٍّ فقال أَنْشُدُكُمَا بِاللَّهِ هل تَعْلَمَانِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قد قال ذلك قالا نعم قال فَإِنِّي أُحَدِّثُكُمْ عن هذا الْأَمْرِ إِنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ كان خَصَّ رَسُولَهُ صلى الله عليه وسلم في هذا الْفَيْءِ بِشَيْءٍ لم يُعْطِهِ أَحَدًا غَيْرَهُ فقال جَلَّ ذِكْرُهُ (4 / 1480){ وما أَفَاءَ الله على رَسُولِهِ منهم فما أَوْجَفْتُمْ عليه من خَيْلٍ ولا رِكَابٍ } إلى قَوْلِهِ { قَدِيرٌ } فَكَانَتْ هذه خَالِصَةً لِرَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ والله ما احْتَازَهَا دُونَكُمْ ولا أستأثرها عَلَيْكُمْ لقد أَعْطَاكُمُوهَا وَقَسَمَهَا فِيكُمْ حتى بقى هذا الْمَالُ منها فَكَانَ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُنْفِقُ على أَهْلِهِ نَفَقَةَ سَنَتِهِمْ من هذا الْمَالِ ثُمَّ يَأْخُذُ ما بقى فَيَجْعَلُهُ مَجْعَلَ مَالِ اللَّهِ فَعَمِلَ ذلك رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم حَيَاتَهُ ثُمَّ تُوُفِّيَ النبي صلى الله عليه وسلم فقال أبو بَكْرٍ فَأَنَا وَلِيُّ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَبَضَهُ أبو بَكْرٍ فَعَمِلَ فيه بِمَا عَمِلَ بِهِ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَنْتُمْ حِينَئِذٍ فَأَقْبَلَ على عَلِيٍّ وَعَبَّاسٍ وقال تَذْكُرَانِ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ فيه كما تَقُولَانِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إنه فيه لَصَادِقٌ بَارٌّ رَاشِدٌ تَابِعٌ لِلْحَقِّ ثُمَّ تَوَفَّى الله أَبَا بَكْرٍ فقلت أنا وَلِيُّ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَبِي بَكْرٍ فَقَبَضْتُهُ سَنَتَيْنِ من إِمَارَتِي أَعْمَلُ فيه بِمَا عَمِلَ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وأبو بَكْرٍ وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَنِّي فيه صَادِقٌ بَارٌّ رَاشِدٌ تَابِعٌ لِلْحَقِّ ثُمَّ جِئْتُمَانِي كِلَاكُمَا وَكَلِمَتُكُمَا وَاحِدَةٌ وَأَمْرُكُمَا جَمِيعٌ فَجِئْتَنِي يَعْنِي عَبَّاسًا فقلت لَكُمَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قال لَا نُورَثُ ما تَرَكْنَا صَدَقَةٌ فلما بَدَا لي أَنْ أَدْفَعَهُ إِلَيْكُمَا قلت إن شِئْتُمَا دَفَعْتُهُ إِلَيْكُمَا على أَنَّ عَلَيْكُمَا عَهْدَ اللَّهِ وَمِيثَاقَهُ لَتَعْمَلَانِ فيه بِمَا عَمِلَ فيه رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وأبو بَكْرٍ وما عَمِلْتُ فيه مذ وَلِيتُ وَإِلَّا فلا تُكَلِّمَانِي فَقُلْتُمَا ادْفَعْهُ إِلَيْنَا بِذَلِكَ فَدَفَعْتُهُ إِلَيْكُمَا أَفَتَلْتَمِسَانِ مِنِّي قَضَاءً غير ذلك فَوَاللَّهِ الذي بِإِذْنِهِ تَقُومُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ لَا أَقْضِي فيه بِقَضَاءٍ غَيْرِ ذلك حتى تَقُومَ السَّاعَةُ فَإِنْ عَجَزْتُمَا عنه فادفعاه إلي فَأَنَا أَكْفِيكُمَاهُ قال فَحَدَّثْتُ هذا الحديث عُرْوَةَ بن الزُّبَيْرِ فقال صَدَقَ مَالِكُ بن أَوْسٍ أنا سمعت عَائِشَةَ رضي الله عنها زَوْجَ النبي صلى الله عليه وسلم تَقُولُ أَرْسَلَ أَزْوَاجُ النبي صلى الله عليه وسلم عُثْمَانَ إلى أبي بَكْرٍ يَسْأَلْنَهُ ثُمُنَهُنَّ مِمَّا أَفَاءَ الله على رَسُولِهِ صلى الله عليه وسلم فَكُنْتُ أنا أَرُدُّهُنَّ فقلت لَهُنَّ ألا تَتَّقِينَ اللَّهَ أَلَمْ تَعْلَمْنَ أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول لَا نُورَثُ ما تَرَكْنَا صَدَقَةٌ يُرِيدُ بِذَلِكَ نَفْسَهُ إنما يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم في هذا الْمَالِ فَانْتَهَى أَزْوَاجُ النبي صلى الله عليه وسلم إلى ما أَخْبَرَتْهُنَّ قال فَكَانَتْ هذه الصَّدَقَةُ بِيَدِ عَلِيٍّ مَنَعَهَا عَلِيٌّ عَبَّاسًا فَغَلَبَهُ عليها ثُمَّ كان بِيَدِ حَسَنِ بن عَلِيٍّ ثُمَّ بِيَدِ حُسَيْنِ بن عَلِيٍّ ثُمَّ بِيَدِ عَلِيِّ بن حُسَيْنٍ وَحَسَنِ بن حَسَنٍ كلاهما كَانَا يَتَدَاوَلَانِهَا ثُمَّ بِيَدِ زَيْدِ بن حَسَنٍ وَهِيَ صَدَقَةُ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم حَقًّا
شبهات الرافضة حول الصحابة رضي الله عنهم وردها - (ج 1 / ص 290) 
ولذا فإنّ فدك لم تكن لا إرثاً ولا هبة ، وهذا ما كان يراه الإمام علي نفسه إذ أنه لمّا استُخلف على المسلمين لم يعط فدك لأولاده بعد وفاة أمهم فاطمة بحيث يكون له الربع لوجود الفرع الوارث ، وللحسن والحسين وزينب وأم كلثوم الباقي { للذكر مثل حظ الأنثيين } وهذا معلوم في التاريخ ، فلماذا يُشنع على أبي بكر في شيء فعله علي بن أبي طالب نفسه ؟!! بل يروي السيد مرتضى ( الملقب بعلم الهدى ) في كتابه الشافي في الإمامة عن الإمام علي ما نصه ( إنّ الأمر لمّا وصل إلى علي بن أبي طالب عليه السلام كُلّم في رد فدك ، فقال: إني لأستحيي من الله أن أرد شيئاً منع منه أبو بكر وأمضاه عمر )

 (8) سنن البيهقى - (ج 2 / ص 300) 
13113- أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ : مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الْحَافِظُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بْنُ عُثْمَانَ الْعَتَكِىُّ بِنَيْسَابُورَ حَدَّثَنَا أَبُو ضَمْرَةَ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِى خَالِدٍ عَنِ الشَّعْبِىِّ قَالَ : لَمَّا مَرِضَتْ فَاطِمَةُ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهَا أَتَاهَا أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ فَاسْتَأْذَنَ عَلَيْهَا فَقَالَ عَلِىٌّ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ : يَا فَاطِمَةُ هَذَا أَبُو بَكْرٍ يَسْتَأْذِنُ عَلَيْكِ فَقَالَتْ : أَتُحِبُّ أَنْ آذَنَ لَهُ قَالَ : نَعَمْ فَأَذِنَتْ لَهُ فَدَخَلَ عَلَيْهَا يَتَرَضَّاهَا وَقَالَ : وَاللَّهِ مَا تَرَكْتُ الدَّارَ وَالْمَالَ وَالأَهْلَ وَالْعَشِيرَةَ إِلاَّ لاِبْتِغَاءِ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَمَرْضَاةِ رَسُولِهِ وَمَرْضَاتِكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ ثُمَّ تَرَضَّاهَا حَتَّى رَضِيَتْ. هَذَا مُرْسَلٌ حَسَنٌ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ.
عمدة القاري - (17 / 259) 
فذكر الحديث وقال في آخره : قلت للزهري : كم عاشت فاطمة بعده ؟ قال : ستة أشهر . قوله : ( ليلاً ) أي : في الليل ، وذلك بوصية منها لإرادة الزيادة في التستر . فإن قلت : روى مسلم وأبو داود والنسائي من حديث جابر في النهي عن الدفن ليلاً . قلت : هذا محمول على حال الاختيار لأن في بعضه : إلاَّ أن يضطر إنسان إلى ذلك . قوله : ( ولم يؤذن بها أبا بكر ) أي : ولم يعلم بوفاتها أبا بكر . قوله : ( وصلى عليها ) أي : صلى علي ، رضي الله تعالى عنه ، على فاطمة ، وروى ابن سعد من طريق عمرة بنت عبد الرحمن : أن العباس صلى عليها . قوله : ( حياة فاطمة ) ، لأنهم كانوا يعذرونه عن ترك المبايعة لاشتغاله بها وتسلية خاطرها من قرب عهد مفارقة رسول الله ، صلى الله عليه وسلم . قوله : ( تلك الأشهر )
فتح الباري - (7 / 494) 
قوله دفنها زوجها علي ليلا ولم يؤذن بها أبا بكر روى بن سعد من طريق عمرة بنت عبد الرحمن أن العباس صلى عليها ومن عدة طرق أنها دفنت ليلا وكان ذلك بوصية منها لإرادة الزيادة في التستر ولعله لم يعلم أبا بكر بموتها لأنه ظن أن ذلك لا يخفى عنه وليس في الخبر ما يدل على أن أبا بكر لم يعلم بموتها ولا صلى عليها وأما الحديث الذي أخرجه مسلم والنسائي وأبو داود من حديث جابر في النهي عن الدفن ليلا فهو محمول على حال الاختيار لأن في بعضه إلا أن يضطر انسان إلى ذلك قوله
عون المعبود - (8 / 337) 
يؤيده ما أخرجه الحافظ بن عبد البر ونقله القسطلاني في المواهب أن فاطمة قالت لأسماء بنت عميس إني قد استقبحت ما يصنع بالنساء يطرح على المرأة الثوب فيصفها فقالت أسماء يا بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم ألا أريك شيئا رأيته بأرض الحبشة فدعت بجرائد رطبة فحنتها ثم طرحت عليها ثوبا فقالت فاطمة ما أحسن هذا تعرف به المرأة من الرجل فإذا أنا مت فاغسليني أنت وعلي ولا يدخل علي أحد  قال أبو عمر بن عبد البر وفاطمة أول من غطى نعشها على الصفة المذكورة ثم بعدها زينب بنت جحش صنع بها ذلك أيضا انتهى

 (9)سنن البيهقي الكبرى - (6 / 302) 
12524 أخبرنا أبو عبد الله الحافظ أنا أبو عبد الله محمد بن عبد الله الصفار ثنا إسماعيل بن إسحاق القاضي ثنا نصر بن علي ثنا بن داود عن فضيل بن مرزوق قال قال زيد بن علي بن الحسين بن علي  أما أنا فلو كنت مكان أبي بكر رضي الله عنه لحكمت بمثل ما حكم به أبو بكر رضي الله عنه في فدك 


.

PALING DIMINATI

Back To Top