Bismillahirrohmaanirrohiim

Rasulullah Saw yang Zuhud

Kezuhudan baginda adalah zuhud orang yang mengetahui akan kebinasaan dunia, kefanaannya, kekurangan perbekalannya, dan kependekan masanya. Kezuhudannya merupakan zuhud orang yang mengetahui keabadian
akhirat dan apa saja yang telah disediakan oleh Allah SWT tentang kenikmatan abadi, pahala agung, dan kekekalan yang selamanya. Oleh sebab itu, beliau menolak sikap rakus terhadap dunia kecuali dengan kadar yang dapat
menahan rasa lapar dan memperkuat sisi ketahanan sebuah perjuangan. Yang perlu diketahui bahwa dunia telah ditawarkan kepadanya, dihaturkan di hadapannya dan dipersilahkan kepadanya. Jika beliau menginginkan
pegunungan yang terdapat di permukaan bumi ini menjadi emas dan perak, maka yang demikian itu pasti akan terjadi. Akan tetapi beliau lebih mengutamakan sikap zuhud dan menerima apa adanya. Terkadang beliau tidur
malam dalam keadaan lapar dan bahkan selama satu bulan tidak pernah dinyalakan api di dapurnya untuk memasak. Terkadang hari demi hari berlalu tanpa ada yang mengganjal perutnya dan bahkan beliau tidak mendapati
korma yang buruk pun untuk dimakannya dan untuk menghilangkan rasa laparnya.
Beliau tidak pernah kenyang dari makanan gandum selama tiga malam berturut-turut. Beliau selalu tidur di atas tikar yang terbuat dari pelepah kurma sehingga membekas di bagian belakangnya. Beliau terkadang harus
mengikat perutnya dengan batu karena menahan rasa lapar yang menyengatnya. Bahkan terkadang para sahabatnya melihat kesan lapar yang terdapat pada raut wajah baginda Rasulullah SAW.
Rumahnya terbuat dari tanah liat, sempit dan atap yang sangat rendah. Baginda pernah menggadaikan pakaian perangnya untuk membeli tiga puluh gantang gandum dari seorang Yahudi. Terkadang baginda hanya memakai
sarung dan selendang saja. Baginda tidak pernah makan yang mewah sama sekali dalam sejarah hidupnya. Para sahabatnya sering mengirimkan makanan kepadanya karena mereka mengetahui bahwa baginda sangat
memerlukan itu demi keperluan hidupnya. Kesemua itu menjadi bentuk penghormatan bagi dirinya untuk tidak menyentuh kotoran dunia ini. Juga sebagai pendidikan bagi jiwanya dan pemeliharaan terhadap agamanya,
supaya pahalanya tetap sempurna di sisi Tuhan dan juga supaya terwujud janji Tuhan kepadanya.
Allah SWT berfirman:Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. [QS. Al Dhuha : 5]
Rasulullah SAW selalu membagikan harta kepada umat, sehingga tidak tersisa satu dirham pun untuk kepentingan dirinya sendiri. Baginda juga membagikan unta, lembu dan kambing kepada para sahabat, para pengikutnya
dan orang-orang yang baru masuk Islam sehingga tidak tersisa satu ekor unta, lembu dan kambing pun untuk dirinya sendiri.
Bahkan baginda bersabda:Jika seanadainya aku memiliki harta sebanyak pepohonan kayu yang terdapat di Tihamah ini, niscaya aku akan membagikannya, kemudian kalian akan mengetahui diriku bahwa aku bukanlah orang
yang bakhil, pendusta dan juga bukan orang yang pengecut.
Bahkan baginda merupakan tauladan yang agung dalam keseriusannya menghadapi akhirat, meninggalkan keduniaan, tidak peduli terhadapnya, tidak merasa senang dengannya, atau berhasrat untuk mengumpulkannya,
merasa indah dengan godaannya atau menikmati dengan keindahannya. Baginda tidak pernah membangun sebuah istana. Baginda tidak pernah menyimpan harta. Beliau juga tidak mempunyai perbendaharaan dan taman
surga sebagai tempat makannya. Baginda tidak pernah meninggalkan kebun atau pun lahan pertanian sebagai tempat bercocok tanam.
Beliau adalah orang yang mengatakan:Kami tidak pernah mewariskan kekayaan. Segala harta benda yang kami tinggalkan menjadi sedekah.
Beliau selalu mengajak dengan perkataannya, perbuatannya, keadaannya untuk bersikap zuhud terhadap keduniaan serta mempersiapkan diri untuk menghadapi hari akhir dan beramal.
Rasulullah SAW merupakan imam bagi umat Islam, pemimpin kaum mukminin dan manusia yang paling unggul secara keseluruhan, akan tetapi beliau tidak peduli bertempat tinggal di dalam rumah yang terbuat dari tanah
liat. Baginda juga tidak peduli tidur di atas tikar yang terbuat dari pelepah kurma dan baginda tidak peduli mencari beberapa biji kurma yang bertujuan hanya untuk menegakkan tulang sulbinya, bahkan hanya cukup dengan
air susu saja.
Bahkan baginda disuruh memilih antara menjadi seorang rasul raja atau rasul hamba, akan tetapi baginda lebih memilih untuk menjadi rasul hamba. Baginda kenyang dalam satu hari dan merasa kelaparan pada hari
berikutnya hingga saat baginda berjumpa dengan Allah SWT yakni meninggal dunia.
Di antara sikap kezuhudannya di alam dunia adalah kemurahan dan mudah memberikan pertolongan kepada orang lain sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Oleh sebab itu, maka baginda tidak pernah menolak orang
yang meminta, tidak pernah membentengi diri orang yang memohon dan tidak pernah mengecewakan orang yang berhajat kepadanya. Baginda memberitahukan bahwa dunia tidak ada harganya di sisi Allah walaupun
hanya seukuran sayap nyamuk.
Rasulullah SAW bersabda:Jadilah engkau di alam dunia ini seakan-akan orang yang asing atau seakan-akan menjadi orang yang sedang mengadakan perjalanan.
Diriwayatkan dari baginda bahwa ia bersabda:Zuhudlah terhadap apa yang terdapat di alam dunia ini, niscaya Allah mencintai dirimu dan berzuhudlah terhadap apa yang terdapat di tangan manusia, niscaya manusia akan
mencintai dirimu.
Rasulullah SAW juga bersabda:Apa artinya bagiku sebuah dunia ini, perumpamaan antara aku dan dunia adalah seperti seseorang yang tidur di tengah hari di bawah naungan pohon untuk beristirahat, lalu kemudian berdiri
dan meninggalkannya.
Rasulullah SAW bersabda:Dunia adalah dilaknat dan termasuk juga segala isinya dilaknat oleh Allah SWT. terkecuali orang yang selalu berzikir kepada Allah, orang alim dan orang yang belajar agama.
Rasulullah SAW bersabda:Harta yang sebenarnya hak milikmu adalah apa yang engkau makan, lalu engkau habiskan, atau engkau pakai, lalu engkau gunakan sehingga rusak, atau engkau sedekahkan, lalu engkau gunakan
dengan cara yang benar.


.

PALING DIMINATI

Back To Top