Bismillahirrohmaanirrohiim

Makna Dzikrulloh

Kita mengetahui bagaimana bintang-bintang itu beredar pada porosnya
sebagaimana mengetahui tumbuh-tumbuhan, gunung-gunung berdiri dan bergerak
mengikuti sunnah-Nya, sesungguhnya semuanya itu bersujud dan bertasbih kepada kholiknya.
Akan tetapi kita tidak mengetahui bagaimana cara mereka bersujud dan bertasbih.
Firman Alloh SWT:
"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih kepada Alloh .
Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji- Nya,
tetapi kamu sekalian tidak mengerti mereka.
Sesungguhya Dia adalah Maha Penyantun lagi maha Penyayang"( Al Isro' 44)
“Kemudian Dia mengarah kepada langit yang masih berupa kabut
lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi.
silahkan kalian mengikuti perintah- Ku dengan suka hati atau terpaksa.
Jawab mereka ‘Kami mengikuti dengan suka hati. “ (Al Fushilat: 11)
Ayat-ayat diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa tasbih mereka bukanlah
sebuah kata-kata seperti manusia bertasbih, akan tetapi merupakan bentuk kepasrahan
dan kepatuhan atas perintah Alloh, sehingga gerak mereka serta arah tujuannya berserah
atas kehendak perintah ilahy.
Dengan demikian butir-butir atom, bumi, matahari, bintang-bintang bergerak pada orbit
atau garis yang telah ditentukan oleh-Nya.
Itulah yang dinamai ber-islam, yang artinya berserah diri atas kemauan
Alloh Yang Maha Pengasih.
Yaitu pasrah atas peraturan- peraturan (sunnah-sunnah) yang telah ditentukan
oleh Alloh SWT.
Maka dari itu paradigma pasrah bukanlah orang pasif yang tidak bergerak,
malah sebaliknya orang yang pasrah adalah orang aktif yang mengikuti perintah-perintah didalam syariat,
berdagang, belajar, berperang, membayar zakat, berhaji, beternak,
bertani, bermanajemen dll.
Hal ini diibaratkan seperti kalau kita membeli sebuah mobil.
Si perancang telah menyiapkan Buku Panduan untuk memudahkan kita menghidupkan
dan menjalankan mesin mobil tersebut, serta untuk mengetahui suku cadang
yang harus diganti jika terjadi kerusakan.
Panduan yang berisi ketentuan/aturan ini tidak bisa diganti seenaknya sesuai
dengan kemauan kita, karena bisa-bisa akan mengakibatkan benturan/berlawanan
dengan keinginan perancangnya, yang pada akhirnya mungkin akan membuat
mesin mobil menjadi rusak dan tidak dapat berjalan dengan baik.
Perbuatan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh perancang dalam ilustrasi
diatas menggambarkan kepasrahan dan kepatuhan terhadap ketentuan si perancang.
Demikian pula dengan kepasrahan terhadap ketentuan yang telah ditulis dalam Al Qur'an
dan Al Hadist ataupun dalam ayat-ayat kauniyah (hukum yang diikuti oleh
alam semesta/hukum alam), semuanya mengikuti sistem dan keinginan ilahy.
Mereka bersujud patuh atas ketetapan-Nya dengan suka hati.
Dzikir berarti akhlaq, perilaku, susila,dan adab.
Perilaku, peradaban atau kesusilaan seseorang ditentukan oleh pendirian hidupnya.
Perilaku dan kesusilaan dalam arti kata yang sedalam-dalamnya yang terikat
pada sarat-sarat utama, yaitu dapat menguasai diri sendiri, yang dijabarkan sbb:
1. Menguasai tubuh sepenuhnya, yang berarti mampu untuk menguasai perjalanan
nafas dan darah, sehingga orang tidak lekas naik darah dan tidak mudah dipermainkan
oleh urat syarafnya (nervous) yang besar faedahnya bagi kesehatan badan.
2. Menguasai perasaan, yaitu dapat menahan rasa marah, jengkel, sedih, takut dan sebagainya,
sehingga dalam keadaan bagaimanapun juga selalu tenang dan sabar,
oleh karena itu lebih mudah untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang setepat-tepatnya.
3. Menguasai pikiran, sehingga pikiran itu dalam waktu-waktu yang terluang
tidak bergelandangan semaunya sendiri dengan tidak terarah dan bertujuan,
akan tetapi dapat diarahkan untuk memperoleh pengertian
dan kesadaran tentang soal-soal hidup yang penting.
Orang berakhlaq (dzikir, sadar) dalam Islam diidealisasikan dalam sosok
Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah, tidak kenal rasa takut tidak gentar
dalam keadaan bagaimanapun juga, beliau selalu sabar, dan tenang dan selalu diliputi
oleh rasa kasih sayang kepada sesama hidup dan karena itu beliau di cintai
oleh semua ummat manusia, beliau mencintai segala ciptaan Alloh SWT.
Sikap dzikir sempurna seperti itu pernah dicontohkan Rosululloh,
tatkala tiba-tiba Da'tsur menodongkan pedangnya kearah leher nabi,
seraya berkata lantang: "Siapa yang akan menolong engkau dalam keadaan seperti ini,
ya Muhammad?". "Alloh yang menolongku", jawab nabi dengan tenang.
Jawaban sederhana yang tidak disangka-sangka oleh Da'tsur, merontokkan karang hati
yang pongah, tubuhnya bergetar seakan tidak lagi disanggah oleh tulang-tulangnya yang besar.
Daya apa gerangan yang mengalir dari mulut Nabi Muhammad,
membuat jiwanya sesaat seperti mati tak berdaya.
Pedangnya terpental jatuh ketanah, kemudian Rosululloh berganti membalas
menodongkan pedang kearah leher Da'tsur,
dan beliau berkata: "Siapa yang akan menolong engkau ,ya Da'tsur?"
Ia jatuh bersimpuh pada kaki Rosululloh sambil mengiba untuk diampuni atas sikapnya
yang congkak dan berkata hanya engkau ya Muhammad yang bisa menolongku.
Seketika itu Rosululloh menasehatinya agar ia kembali ke jalan Islam.
Peristiwa diatas merupakan sikap sempurna dari Dzikir Rosululloh.
Keadaan seperti itulah yang dimaksudkan Islam sebagai kepasrahan dan kepercayaan
atas kekuasaan Alloh SWT, perlindungan, kedekatan dan ke Maha Tinggian Alloh
diatas segala-galanya. Dzikir kepada Alloh bukan hanya sekedar menyebut nama Alloh SWT
di dalam lisan atau didalam pikiran dan hati.
Akan tetapi dzikir kepada Alloh SWT ialah ingat kepada Asma, Dzat, Sifat, dan Af'al-Nya.
Kemudian memasrahkan kepada-Nya hidup dan mati kita,
sehingga tidak akan ada lagi rasa khawatir dan takut maupun gentar
dalam menghadapi segala macam mara bahaya dan cobaan.
Sebab kematian baginya merupakan pertemuan dan kembalinya roh kepada raja diraja
Yang Maha Kuasa.
Mustahil orang dikatakan berdzikir kepada Alloh SWT yang sangat dekat,
ternyata hatinya masih resah dan takut, berbohong, tidak patuh terhadap perintah-Nya dll.
Konkritnya berdzikir kepada Alloh SWT adalah merasakan keberadaan Alloh
itu sangat dekat, sehingga mustahil kita berlaku tidak senonoh dihadapanNya,
berbuat curang, dan tidak mengindahkan perintah-Nya.
Dalam hal ini Iblis juga ada yang ma'rifat kepada Alloh, bertauhid kepada Alloh,
dan berdo'a kepada-Nya, memuja-Nya, namun ia enggan mengikuti perintah-Nya.
Orang berdzikir seperti ini sama kedudukannya dengan kedudukan iblis yang terkutuk.
Alloh SWT berfirman:
"Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan
dengan kedua tangan-Ku.
Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu merasa termasuk orang yang lebih tinggi?"
Iblis berkata: Aku lebih baik dari padanya, karena Engkau ciptakan aku dari api,
sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”
Alloh SWT berfirman:
"Maka keluarlah kamu dari syurga, sesungguhnya kamu adalah yang terkutuk,
sesungguhnya kutukan-Ku tetap atas kamu sampai hari pembalasan."
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai hari mereka dibangkitkan."
Alloh berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang yang ditangguhkan.
Sampai hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)."
Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis diantara mereka. (QS Shood, :75-83)
Kalau kita perhatikan dialog Iblis dengan Alloh diatas, kelihatan sekali bekas keakraban
antara Kholiq dan makhluq-Nya.
Dia sangat percaya kepada Alloh, dia bertauhid, dan mengetahui bahwa tidak ada tuhan
kecuali Alloh, dia juga memuja Alloh dengan menyebut "fa izzatika"
(demi kekuasaan Engkau).
Dia selalu memanggil Alloh dengan sebutan "Ya Robbi" (Ya Tuhanku),
dan yang terakkhir dia dikabulkan doanya agar di panjangkan usianya sampai hari kiamat.
Hampir saja sempurna sang iblis sebagai hamba yang sangat dekat,
memohon kepada Alloh (berdo'a), bertauhid dan berma'rifat kepada-Nya.
Hanya satu kesalahan sang iblis ini, yaitu tidak mau mengindahkan perintah-Nya
untuk bersujud (menghormati) kepada Adam.
Berarti ia tidak mengakui atau tidak menerima keputusan Alloh yang Maha Bijaksana,
disebabkan kesombongan merasa paling baik dari dirinya, ana khairu minhu,
aku lebih baik dari Adam !
Ada sebagian ahli dzikir yang tidak mau melaksanakan ibadah sholat,
dengan dalilsudah sampai kepada tingkat ma'rifat atau fana.
Dengan alasan wa aqimish sholata lidzikri (dirikanlah sholat untuk mengingat Aku ... (Thoha:14),
karena tujuan sholat adalah ingat.
Namun ia tidak sadar, bahwa ingat disini ... tidak hanya kepada nama-Nya
atau kepada dzat-Nya, akan tetapi konsekwensinya harus menerima apa kemauan yang di ingat,
yaitu kemauan Alloh SWT seperti apa yang telah diperintahkan didalam syariat-Nya.
Bandingkan dengan sikap syetan yang tidak mengikuti kemauan Ilahy.
Perbuatan khoriqul 'adah (meninggalkan kebiasaan syariat) dianggap perbuatan
seorang waliyulloh.
Padahal Nabi Muhammad dan para sahabat menegakkan syariat sholat, dan mu'amalah.
Sedang kedudukan beliau berada diatas para wali manapun di dunia.
Dengan alasan yang seakan masuk akal, serta dengan ditandai (ditambahi)
kelebihan-kelebihan spiritual yang menakjubkan.
Janganlah anda heran jika syetanpun mampu menembus alam-alam ghoib
dan mampu menyelami pikiran dan hati manusia, ... bahkan ia mampu berjalan melalui
aliran darah (yajri majro dam) karena memang ia dikabulkan permintaannya.
Seorang wali adalah kekasih Alloh dan merupakan wakil Alloh
didalam melaksanakan tugas-tugas menegakkan syariat Al Qur'an dan As sunnah.


.

PALING DIMINATI

Back To Top