Bismillahirrohmaanirrohiim

Apa Ciri Ilmu Yang Bermanfaat

Apa ciri-ciri dari ilmu yang bermanfaat? Bagaimana kita bisa tahu apakah seseorang memiliki niat yang murni atau tidak?

Bagi orang awam, sulit untuk menyelami niat seseorang. Namun, bagi mereka yang mendalami ilmu agama (rosikhuna fil ilm), mereka bisa membaca tanda-tanda itu bahkan hanya dengan bertemu dan memperhatikan gerak-geriknya.
Saat seseorang memiliki niat yang benar dalam menuntut ilmu, meskipun ia tidak terlalu pintar atau belum lama belajar, hal itu akan terlihat dari beberapa hal.
 * Bertambahnya kekhusyukan dan ketawadhuan
 * Perubahan sikap dan perilaku: cara ia berbicara, bersikap, memandang, dan berpakaian menjadi lebih baik. Ia juga lebih berhati-hati dalam memberikan petunjuk.
 * Ketaatan dalam beribadah: ia senantiasa menjaga shalatnya.
 * Perilaku sehari-hari: ia tidak sembrono, tidak gegabah, berbicara dengan dasar yang benar, tidak suka menyalahkan, tidak berperilaku konyol, dan tidak mata duitan.
Satu lagi ciri khas ilmu yang bermanfaat adalah bertambahnya kezuhudan. Seseorang tidak akan tergiur oleh urusan duniawi, seperti mengejar pengikut, popularitas, bayaran, posisi, atau jabatan.
Mengapa kezuhudan adalah ciri khas ilmu yang bermanfaat?
Jika seseorang semakin berilmu tetapi tidak bertambah zuhud, berarti ada niat yang salah. Niatnya telah terkontaminasi dengan kepentingan pribadi, seperti "Aku ingin..." Di dalam diri ada nafsu yang turut campur.
Penting sekali untuk menata niat sejak awal. Terkadang, niat seseorang untuk menuntut ilmu bisa berubah karena pergaulan, yang mengarahkannya pada tujuan yang salah.
Apakah salah jika niatnya salah? Tidak. Tapi jika niatnya tidak murni, ilmu yang didapat tidak akan memberikan manfaat.
Misalnya, niat menuntut ilmu karena kepentingan tertentu, atau menghafal Al-Qur'an (tahfidz) hanya untuk mendapatkan nama. Padahal orang tua sudah mengeluarkan banyak uang. Tujuannya belum tentu tercapai, sementara niatnya sudah rusak sejak awal, seperti investasi bodong.
Kehebatan Niat
Seperti yang disebutkan dalam hadits, niat seorang mukmin yang benar-benar ikhlas karena Allah lebih utama daripada amalnya.
Mengapa demikian? Hal ini kembali pada teori roja'. Ketika seseorang memiliki niat yang benar-benar ikhlas karena Allah dan ia sudah memulai langkahnya, maka berhasil atau tidaknya ia tetap dihitung berhasil. Jika di tengah perjalanan ia meninggal, itu tetap dihitung berhasil. Itulah kehebatan niat.
Ketika niat sudah benar dan ia mendapatkan ilmu, insya Allah ilmunya akan bermanfaat (nazid lahu fii harsih). Lalu, bagaimana jika niatnya sudah salah sejak awal? Maka, mulailah lagi dari awal, perbaiki niatmu.
Jika ilmu itu bermanfaat, maka tujuannya pasti untuk kepentingan akhirat, bukan kepentingan dunia. Jika ilmu akhirat digunakan untuk mencari keuntungan duniawi, maka ilmu tersebut tidaklah bermanfaat bagi dirinya.
Walla hu A'lam.
Ilmu yang bermanfaat adalah karunia sejati dari Allah SWT. Ada banyak orang yang pintar tetapi ilmunya tidak bermanfaat.
Ciri ilmu yang bermanfaat secara umum adalah adanya keselarasan antara yang dipelajari, dipahami, dilakukan, dan diucapkan. Perkataan dan perilakunya sejalan dan baik.
Sementara itu, ilmu yang bermanfaat secara khusus adalah ilmu yang orientasinya hanya untuk Allah dan hari akhir. Secara tidak langsung, orang tersebut akan meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW. Akhlak Nabi hanya bisa diikuti oleh orang yang berorientasi pada Allah dan hari akhir. Jika masih terkontaminasi oleh tujuan duniawi, maka perkataan dan perilakunya tidak akan sejalan.


.

PALING DIMINATI

Back To Top