Bismillahirrohmaanirrohiim

PERBEDAAN PONDOK LIRBOYO DAN PONDOK PLOSO


Masya Allooh...

Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Ploso adalah dua pondok besar di daerah Kediri, kedua-duanya sama-sama berafiliasi dengan Jam'iyyah Nahdhatul Ulama', Pengasuhnya pun juga merupakan Ulama'-Ulama' khos dalam Jam'iyyah Nahdhatul Ulama'. Kitab-kitab yang diajarkannya pun kurang lebih adalah sama.

Walaupun begitu, ada beberapa perbedaan dari Pondok Lirboyo dan Pondok Ploso, termasuk dalam hal kebiasaan maupun adab dari santri-santri disana. Berikut diantaranya:

1. Penentuan Awal Romadhon.

Sudah dari dulu, bahwa Pondok Ploso saat penentuan awal Romadhon maupun awal Syawal menggunakan metode Hisab, atau Falaq. Adapun Pondok Lirboyo hingga kini senantiasa mengikuti pemerintah atau metode rukyah.

Sehingga ditempat kami, apabila terjadi perbedaan hari raya, biasanya desa-desa yang dekat dengan Pondok Ploso mengikuti Pondok Ploso. Sementara desa-desa yang dekat dengan Pondok Lirboyo mengikuti Pondok Lirboyo.

2. Kopyah Hitam dan Putih.

Bila kita ke Pondok Ploso, kita akan gampang sekali menemukan santri yang memakai kopyah putih. Karena memang adat dan kebiasaan santri disana banyak yang memakai kopyah putih. Bahkan ketika ada acara-acara resmi, semisal saat upacara Hari Santri Nasional, maka seluruh santri akan memakai kopyah putih.

Adapun jika di Lirboyo berbeda sekali. Disana boleh dikata, kita tidak akan menemukan satupun santri yang memakai kopyah putih. Semua santri, termasuk para Ustadz-Ustadz seluruhnya memakai kopyah hitam. Memang di Lirboyo ada aturan yang masyhur, yaitu jika memakai pakaian, harus yang "sar'an wa adatan" atau berbusana sesuai agama dan juga adat. Sehingga yang boleh memakai songkok selain warna hitam hanya Dzuriyyah dan santri yang sudah berhaji. Adapun santri-santri lain pada umumnya, mereka semua akan memakai songkok hitam.

3. Saat Mengaji dengan Kyai.

Ada lagi satu hal unik yang begitu berbeda antara Pondok Ploso dan Pondok Lirboyo. Yaitu ketika sedang mengikuti pengajian kitab bersama Kyai.

Jika di Pondok Lirboyo, para santri yang paling depan akan duduk dengan posisi agak jauh dan menjaga jarak dengan Kyai, sehingga seandainya ada santri yang duduk teramat dekat dengan Kyai, maka tentu akan nampak bahwa santri tersebut tidak memiliki adab.

Berbeda sekali dengan di Pondok Ploso. Kalau di Pondok Ploso, ketika sedang mengaji kitab dengan Kyai, maka banyak dari santri-santri yang duduk begitu dekat dengan Kyai.

Jadi, jika di Lirboyo duduk terlalu dekat adalah merupakan bentuk suul adab, namun sebaliknya di Pondok Ploso, duduk yang begitu dekat dengan Kyai adalah merupakan sebuah keutamaan.

Masya Allooh...

*****

Memang ada satu qoidah yang masyhur, yaitu:

العادة محكمة.

Artinya:
"Adat itu bisa menjadi hukum." ¹

Jadi setiap tempat mengaji, setiap pondok, setiap daerah tentu punya kebiasaan dan adab-adab yang tersendiri, yang terkadang berbeda satu sama lain, bahkan bertolak belakang. Dan selama adat itu tidak melanggar batasan agama, tentu kita harus menghormatinya dan menyesuaikan diri dengannya. WAloohu a'lam bissowab.
_______________________
¹ Sayyid Abu Bakar Al-Ahdaly Al-Yamany. Faroidul Bahiyah, hal: 35.


.

PALING DIMINATI

Back To Top