Bismillahirrohmaanirrohiim

Jika murid kita menjadi tokoh masyarakat

Oleh Ahmad Husein Fahasbu

"Kalau kita punya santri atau murid dan kebetulan mereka sudah jadi tokoh di komunitas atau daerahnya, kita sebagai guru jangan memosisikan mereka sebagai murid sebagaimana dulu ketika mereka belajar pada kita. Posisikan mereka sebagaimana kaumnya memosisikan dia. Jika ustadz, panggillah dia dengan ustadz, jika sudah jadi kiai posisikan dia jadi kiai, jika sudah jadi pejabat posisikan dia sebagai pejabat".

Kira-kira begitu nasihat yang pernah saya dengar langsung dari guru kami, Kiai Moh. Zuhri Zaini dan beliaupun lebih dulu mempraktikkan itu semua. 

Saya melihat, salah satu penyakit yang sering menimpa seorang guru (atau anaknya guru) adalah mereka kerap tidak menghargai posisi murid mereka ketika mereka sudah diberi karunia lebih oleh Allah berupa maqam atau pangkat.

Lebih-lebih jika pamor muridnya lebih tinggi dari gurunya. Yang ada, kadang ada ekspresi meremehkan baik dengan ucapan atau tindakan. Misal, halah itu murid saya dulu tidak tahu apa-apa atau merasa risih memberikan atribusi yang memang sudah diberikan oleh umat pada mereka. Wanaudzubillah min syarri dzalik.

Nasihatku pada diri saya yang kebetulan beberapa murid sudah jadi ustadz dan ada beberapa yang Lora atau Gus.


.

PALING DIMINATI

Back To Top