Bismillahirrohmaanirrohiim

RISALAH MBAH MOEN TENTANG PENENTUAN AWAL BULAN RAMADHAN


Menjelang datangnya Bulan Romadlon, berikut ini saya kutipan-kan risalah tentang penentuan awal puasa dan hari raya, yang mencerminkan sikap dan manhaj Mbah Moen,agar kita bisa meneladaninya.
Bahkan dg manhaj ini, beliau berani berbeda dg para Kyai yg lain.

Cuplikan :

Jika ada saksi yg mengaku melihat hilal, namun menurut hitungan hisab(qoth'iy)memberikan kesimpulan bahwa hilal tak mungkin di ru'yah karena kurang dari satu derajat, maka persaksian ini ditolak.

Bahkan jika seorang qodhi atau hakim menerima persaksian itu maka keputusannya dianggap tidak sah dan tertolak.

ومحل ذلك كما قال السبكي إن دل الحساب على إمكان الرؤية فإن دل على عدم إمكانها وهو يدرك بمقدمات قطعية لم تقبل شهادته بها لاستحالتها 
قال : وهذا عندنا من محالّ القطع مترقية عن مرتبة الظنون ينقض في مثله قضاء القاضي
(موهبة ذي الفضل ج ٤ ص ١٥٨)

فالواجب على القاضي أي في حالة عدم إمكان الرؤية أن يردّ شهادة الشهود.
(فتاوى السبكي ج ١ ص ٢١٩)

Intinya, dalam hal penentuan awal puasa dan hari raya jangan pernah beda dengan pemerintah. 
Karena yg punya hak dan legalitas isbat hanya pemerintah, bukan ketua jam'iyyah. 
Itulah manhaj Mbah Moen.

Saya masih ingat betul, Beliau sering dawuh :

"Nek ono santri kok ijeh takon, piye kabare kono;
posone kapan? , 
riyoyone kapan?, 
berarti santri BAHLUL."


.

PALING DIMINATI

Back To Top