𝗞𝗛 𝗛𝗮𝘀𝘆𝗶𝗺 𝗔𝘀𝘆'𝗮𝗿𝗶 𝗽𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗴𝗮𝗻𝘁𝗶 𝗻𝗮𝗺𝗮 𝗡𝗔𝗛𝗗𝗟𝗔𝗧𝗨𝗟 𝗨𝗟𝗔𝗠𝗔 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗺𝗮𝘁 𝗡𝗮𝗵𝗱𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗲𝗿𝗸𝗲𝘀𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗮𝗿𝗶 𝗸𝗲𝗱𝘂𝗱𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗿𝘁𝗮.
Kabar ini di tulis sendiri oleh Hadratusy-Syaikh dalam Risalah fii Tafsiri Nahdlatil Ulama (رسالة في تفسير نهضة العلماء) agar menjadi jawab ringkas untuk permintaan yang dilayangkan kepada beliau.
Secara tartib beliau memberi tafsir bahwa kalimat Nahdlah bermakna Harakah sehingga saat dikatakan "Dari si fulan muncul nahdlah seperti nahdlahnya ulama." Maka makna yang di maksud adalah "Dari si fulan ada harakah seperti harakahnya ulama dalam hal ketaatan kepada Allah dan mengajak untuk taat kepada-Nya."
Dalam mengukuhkan tafsir makna Nahdlah ini beliau mencantumkan dawuh Kanjeng Nabi SAW:
والذي نفسي به لئن شئتم لأقسمن لكم أن أحب عباد الله إلى الله الذين يحببون الله إلى عباده، والذين يحببون عباد الله إلى الله، ويمشون في الأرض بالنصيحة
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika kalian mau, aku akan bersumpah kepada kalian bahwa hamba Allah yang paling dicintai Allah adalah mereka yang membuat Allah dicintai oleh hamba-hamba-Nya, dan mereka yang membuat hamba-hamba Allah dicintai oleh Allah, dan mereka berjalan di muka bumi dengan nasihat." Beliau lalu menimpali dengan tegas "Seperti itu juga hendaknya kita ahli jam'iyah (NU)."
Selanjutnya Mbah Hasyim mengutip beberapa maqalah ulama, diantaranya dawuh masyhur dari Shohibul Hikam:
لاتصحب من لاينهضك حاله ولايدلك على الله مقاله
"Janganlah kamu berteman dengan orang yang sikapnya tidak membuatmu bangkit dan perkataannya tidak menunjukkanmu kepada Allah."
Kemudian beliau menambahkan bahwa Nahdlah juga bermakna kepedulian, bukan sebaliknya. Memang (masih menurut Mbah Hasyim) tujuan berjam'iyah bisa saja bersifat duniawi dan ukhrawi, namun tujuan jam'iyah kita bukanlah duniawi kecuali hal-hal yang bersifat sebagai perantara untuk kemaslahatan agama.
قال في كتاب الجيش الكفيل؛ وأما الدينية فتجتمع فيها أغراض مختلفة، إذ منها الاستفادة في العلم والعمل، ومنها الاستفادة في الجاه تحصناً به عن إيذاء مَن يشوّش القلب ويصدّ عن العبادة. ومنها التبرك بالدعاء، ومنها انتظار الشفاعة إلى غير ذلك. أي من سائر الوسائل الدينية.
"Dalam kitab "Al-Jaish Al-Kafil" dikatakan: Adapun tujuan keagamaan, di dalamnya berkumpul berbagai maksud, di antaranya adalah mendapatkan manfaat dalam ilmu dan amal, dan di antaranya adalah mendapatkan manfaat dalam kedudukan sebagai benteng untuk melindungi diri dari gangguan orang yang mengacaukan hati dan menghalangi ibadah. Dan di antaranya adalah mengharap berkah dengan doa, dan di antaranya adalah menanti syafaat, dan lain sebagainya."
Setelah ibarot di atas oleh Hadratusy-Syaikh ditampilkan, lalu beliau menambahkan :
Tidak semua upaya menggapai kedudukan (الجاه) dan harta itu tercela, bahkan kadang diperlukan. Untuk itulah beberapa kiai mencari harta untuk mendirikan pondok-pondok dan madrasah-madrasah... Sebagaimana pula NU mengambil syahadah Besluit (semacam ijin operasional) dari pemerintahan Hindia Belanda agar aman dari gangguan para perusuh.
Wallahu A'lam Bish-Showab..
Muchamad Dziaulami
Parakan, 14 Desember 2025
• Sumber :
Majalah Suara Nahdlatul Ulama edisi 5 Jumadil Ula 1348 H