Bismillahirrohmaanirrohiim

Ada Perbudakan di Pesantren?

Oleh Tsabit Abi Fadhil


Pesantren itu banyak model dan jenisnya, ada ponpes berbayar, mulai berbayar murah, menengah, sampai berbayar mahal, dan ada juga ponpes yang gratis tidak berbayar.. 

1. Umumnya pesantren berbayar mahal tidak akan menuntut santrinya untuk bekerja atas nama pesantren, mereka hanya belajar belajar belajar dan menikmati fasilitas elit yang disediakan pesantren yang sudah mereka bayar, nggak ada ceritanya pesantren dengan pendaftaran 25-50juta dan 3-5jt/bulan disuruh roan ngecor bangunan itu nggak ada, mereka hanya melihat, tahu tahu jadi gitu saja dan menikmatinya.. 

2. Pesantren menengah dengan asumsi pendaftaran 1-8jt dan biaya hidup 750rb-1,5jt masih menawarkan khidmah dan jariyah untuk para santri melakukan roan, sebenarnya roan disini kalau diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia itu kerja bakti, dan kerja bakti di ponpes menengah ini suka rela bahkan santri sering kali merasa suka karena bisa beramal jariyah, merasa ada cucuran keringat untuk pesantren tercintanya, itu pun tidak setiap hari, bahkan andaipun tidak berangkat roan ya nggak apa², nggak ada yang melarangnya, dan hanya orang yang logikanya bermasalah yang menyebut kerja bakti sebagai perbudakan santri.. 

Di sisi lain pesantren menengah ini masih menawarkan khidmah menjadi abdi dalem, biasanya abdi dalem ini berasal dari santri yang kurang mampu sehingga menjadi abdi dalem berharap biaya hidupnya bisa tercover oleh pesantren tanpa meminta uang saku dari orang tua.. 

Memang nyatanya mereka tidak bergaji, tetapi tentu saja ada uang saku bulanan meskipun sekedar cukup untuk biaya hidup, tetapi ini bukan paksaan, hal ini adalah kesadaran pribadi, sehingga tidak bisa disebut sebagai perbudakan.. 

Hal ini juga menjadi upaya pesantren untuk menekan biaya hidup santri lainnya, karena dengan adanya abdi dalem harga komoditas di pesantren bisa relatif murah sehingga biaya hidup santri bisa terjangkau.. 

Disisi lain baik roan maupun abdi dalem itu menjadi bagian tarbiyah, tarbiyah perjuangan hidup dan belajar mengasah life skill, karena tidak semua santri itu berasal dari keluarga kiai yang alusan, dan memang alumni pesantren tidak semuanya menjadi kiai, terlebih lagi banyak alumni pesantren yang merasa mendapatkan life skill bisa menjadi ini dan itu, punya usaha ini dan itu berbekal tarbiyah life skill roan, pertukangan, percateringan, pertokoan, permanagemenan, yang mereka dapatkan dari pesantren.. 

Perbudakan? 

3. Pesantren gratis, pesantren gratis ini menawarkan pendidikan dan hidup gratis tanpa biaya, pesantren gratis ini ada yang berasal dari yayasan sosial seperti panti asuhan, ada juga dari yayasan sekumpulan aghniya majelis ta'lim, dan ada juga yang berasal dari pribadi seorang kiai.. 

Lumrahnya pesantren gratis tentunya merupakan hal yang lumrah ketika ada santri membantu dalam penghidupan pesantrennya, tentu hal yang biasa ketika santri gratis ini mengurusi sawah, toko, dan usaha pesantrennya toh pada akhirnya hal tersebut kembali juga pada dirinya juga.. 

Perbudakan? 
___


.

PALING DIMINATI

Back To Top