Bismillahirrohmaanirrohiim

Qiyamul Lail, Tahajud, Qiyam Ramadhan, dan Tarawih

Oleh Yusuf Suharto 

Pada dasarnya melaksanakan Tarawih di sepertiga akhir malam adalah lebih utama. Namun, prakteknya, Qiyam Ramadhan ini banyak dilakukan oleh para sahabat di awal malam.

Bukankah setelah shalat Isya, ba'diyah kemudian disusul dengan Tarawih di Musholla atau Masjid lebih membuat semangat dan praktis tanpa harus tidur dahulu?

Tanpa melaksanakan Tahajud, sebenarnya ketika manusia sudah melaksanakan Tarawih di awal malam, itu sudah disebut Shalat malam, atau Qiyam Ramadhan.

Namun, biar tambah mantab walaupun berat, dalam praktek sebagian masyarakat, pada paruh ketiga Ramadhan, terutama malam ganjil, yaitu malam 20 hingga akhir Ramadhan, ada tradisi melekan (membuka mata untuk shalat malam) dengan melaksanakan Shalat Tahajud di Mushola atau Masjid, (baik berjamaah atau tidak) setelah bangun tidur, setelah sebelumnya sudah melaksanakan Shalat Isya dan Tarawih. 

Sebenarnya, apakah boleh melaksanakan shalat tahajud setelah sebelumnya dilaksanakan shalat Tarawih setelah Isya? Jawabannya adalah boleh.

Bahkan, sebenarnya shalat tahajud di bulan Ramadhan itu adalah shalat Qiyam Ramadhan itu sendiri, atau biasa diistilahkan sebagai shalat Tarawih. Disebut Tarawih karena memang tradisinya ada jeda atau istirahat, setelah setiap empat rakaat. 

Bedanya, Qiyam Ramadhan adalah khusus di bulan Ramadhan dan tidak harus setelah tidur paska Isya, sementara Tahajud, bisa dilaksanakan pada bulan Ramadhan dan di luar Ramadhan, dengan karakter dilaksanakan setelah Isya dan setelah bangun dari tidur walaupun sebentar.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Tarawih, Tahajud, dan shalat malam, jika dilakukan pada malam bulan Ramadhan disebut Qiyam Ramadhan (menghidupkan malam dengan ibadah shalat sunnah di bulan Ramadhan). Bila dilaksanakan di luar Ramadhan, biasa disebut Qiyamul Lail (menghidupkan malam dengan ibadah sunnah).


.

PALING DIMINATI

Back To Top